Powered By Blogger

Sabtu, 24 Juli 2010

askep angina pektoris

A. KONSEP MEDIS

1. PENGERTIAN

Angina pektoris adalah suatu sindrom klinis dimana pasien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering kali menjalar ke lengan kiri.sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu melakukan aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya atau beristirahat. (Syaifullah Noer, 1996, H : 1082)

Angina dapat dibagi dalam beberapa subklinik :

a. Angina Pektoris stabil :

1). Sakit dada timbul setelah melakukan aktivas.

2). Lamanya serangan 1-5 menit.

b. Angina Pektoris tidak stabil.

1). Angina yang baru pertama kali dengan frekwensi berat dan lamanya meningkat.

2). Timbul waktu istirahat/kerja yang ringan .

c. Angina variant.

Angina yang terjadi secara spontan umumnya waktu istirahat dan waktu aktifitas ringan biasanya terjadi karma spasme arteri kononer.

.Menurut “ Canadian cardiovascular society “ Angina di bagi menjadi 4 kelas :

Kelas 1 : Melakukan pekerjaan sehari-hari tidak ada Angina. Angina baru timbul pada saat melakukan kegiatan yang luar biasa.

Kelas 2 : sedikiut pembatasan pekejaan biasa sehari-hari .

Kelas 3 : Perlu banyak sekali pembatasan dari pekerjaan sehari-hari.

Kelas 4 : Ketidak mampuan melakukan pekerjaan normal sehari-hari

Angina dapat timbul dalam keadaan isterahat.

2. ETIOLOGI ( penyebab)

Umum penyakit jantung koroner disebabkan oleh :

a) Atherosklerosis

b) Spasme arteri coroner

c) Anemia berat

d) Insufisiensi arteri

e) Faktor resiko: obesitas,hipertensi,DM,merokok

3. MANIFESTASI (gejala)

a). Lokasi : nyeri dada, substernal atau dada seblah kiri dan kadang-kadang menjalar.

b). kualitas nyeri: nyeri ringan sampai sedang terasa ada tekanan berat,tertekan,terjepit dan terbakar.

c). durasi: biasanya lebih dari 15 menit kadang lebih dari 30 menit ( rata-rata 3 menit)

d) factor pencetus: kerja fisik,suhu,steres,merokok dan makan banyak.

e) factor yang meringankan : isterahat dan mengkomsumsi obat atni Angina.

f). gejala yang menyertai : gelisa , mual, diaphoresis tapi kadang tidak ada.

g). tanda : waja berkerut, menegang daerah dada, gelisa, memijit tangan kiri dan otot tangan.

4. ANATOMI FISIOLOGI

A. ANATOMI

ü JANTUNG

- struktur dasar jantung

- ruang-ruang kutup jantung

- jantung sebagai pompa

- suplai darah ke miokardium

- system konduksi jantung

- pengendalian system saraf

- curah jantung.

ü PEMBULUH DARAH

- Arteri

- Kapiler

- Vena

ü SIRKULASI SISTEM KARDIVASKULER

- Sirkulasi sistemik

- Sirkulasi paru

B. FISIOLOGI (Fungsi)

1. Jantung

a). Struktur dan jantung

Jantung merupakan suatu organ kecil dengan berat sekitar 250-300 gram, terletak dalam ruang mediastinum rongga thorak di antara paru-paru.

Jantung diliputi oleh selaput tipis yang elastis yang disebut perikardium. Perikardium ini terdapat dari 2 lapis yaitu lapisan sebelah dalam atau perikardium visceral yang mempunyai hubungan langsung dengan permukaan jantung, dan lapisan sebelah luar menempel pada tulang belakang,serta bagian bawahnya menempel pad diafragma.

Di antara kedua lapisan perikardium terdapat sedikit cairan yang berfungsi untuk mengurangi gesekan-gesekan yang disebabkan oleh gerakan memompa dari jantung itu sendiri. Jika cairan tertumpuk banyak pada kantung pericardial (efusi perikardium), terjadi penekanan pada otot jantung, sehingga mengakibatkan menurunnya efisien pompa jantung.

Jantung terdiri dari tiga lapisan, yaitu :

v Mikardium yang merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot yang bertanggung jawab dalam menentukan kekuatan kontraksi.

v Endokardium yang merupakan lapisan terdalam terdiri dari jaringan endotel yang melapisi bagian dalam jantung dan menutupi katup-katup jantung.

v Perikardium yang merupakan lapisan terluar yang membungkus jantuing.

b). Ruang-ruang dan katup-katup jantung

Jantung mempunyai empat ruang yaitu kiri dan kana, serta ventrikel kiri dan kana. Antara kedua atrium dipisahkan oleh septum atrium, sedangkan antara kedua ventrikel dipisahkan oleh septum ventrikel.

Kateterisasi jantung kanan. Kateterisasi jantung kanan dilakukan dengan memasukkan kateter radiopak dari Vena antekubital atau femoral ke atrium kanan, ventrikel kanan dan pembuluh darah paru. Kateterisasi jantung kanan dianggap prosedur yang relatif aman. Namun ada juga potensial infeksi seperti distritmia jantung,spasme vena, infeksi tempat pemasangan, perforasi jantung, dan yang jarang henti jantung.

Kateterisasi jantung kiri. Kateterisasi jantung kiri biasanya dilakukan oleh teknik kateterisasi retrogad jantung kiri atau kateterisasi transeptal atrium kiri. Kateterisasi jantung kiri paling sering dilakukan untuk mengevaluasi fungsi otot ventrikel kiri dan katup mitral dan aorta atau patensi arteri koronaria.

c). Jantung sebagai pompa

Secara fungsional jantung dibagi menjadi 2 pompa, pompa sebelah kanan dan pompa sebelah kiri. Adapun mekanisme kedua pompa tersebut adalah sebagai berikut : Selama hidup jantung terus menerus berdenyut, setiap siklis denyut jantung terdiri dari kontraksi (sistole) dan relaksasi (diastole) kedua atrium dan ventrikel secara berurutan dan teratur. Dengan adanya sytole dan diastole ini disertai adanya kutup-kutup menyebabkan jantung bekerja sebagai suatu pompa.

Pengikisan jantung terjadi pada saat diastole, pada akhir pengisian atrium, tekanan pada atrium lebih besar dari pada ventrikel sehingga mendorong katup atrioventrikular menjadi terbuka. Sekitar 80% darah mengalir dari atrium ke ventrikel secara pasif, selanjutnya terjadi sistole atrium, dan sisa darah atrium ( + 20%) masuk kedalam ventrikel dan menambah pengisian ventrikel yang menyebabkan meningkatnya tekanan pada ventrikel, melebihi tekanan pada atrium, dengan demikian pada akhir sistole atrium, katup atrioventrikuler akan menutup.

d). Suplai darah ke miokardium

Miokardium menerima suplai darah dari jantung relaksasi melalui Arteri Koronariayang berasal dari sinus valsalva. Arteri Koronaria bercabang dua, menjadi Arteri Koronaria kanan dan Arteri Koronaria kiri. Arteri Koronaria kanan termasuk sinoatril (SA) Node, dan atrioventrikuler (AV) Node, dan sebagian atrium kiri. Arteri Koronaria kiri bercabang lagi menjadi Arteri Koronaria kiri anterior yang mengirimkan darah ke ventrikel kiri anterior dan arteri sirkumpleks yang mengirim darah ke atrium kiri dan ventrikel kiri.

e). Sistem konduksi jantung

Mekanisme kontraksi jantung terjadi karena adanya proses stimulus-respons yang timbul karena adanya sistem penghantar khusus jantung yang mempunyai sifat-sifat :

v Otomatisasi, yaitu kemampuan untuk menghasilkan impuls secara spontan.

v Ritmisitas, yaitu kemampuan membentuk impuls secara teratur

v Daya konduksi, yaitu kemampuan untuk menyalurkan impuls

v Daya rangsang, yaitu kemampuan untuk menanggapi stimulus

Adapun sistem konduksi (penghantar khusus) jantung ini terdiri dari :

ü Sinotrial (SA) Node, yang berperan sebagai pacu jantung (pacemaker), terletak pada dinding atrium kanan dekat muara vena kava superior.

ü Atrioventrikular (AV) Node, terletak dibagian bawah septum atrium dekat muara sinus koronarius.

ü Berkas HIS, sebagai lanjutan dari AV Node dan merupakan penghubung fungsional antara otot atrium dan otot ventrikel.

f). Pengendalian sistem saraf

Sistem saraf autonom dipengaruhi oleh perubahan tekanan dan reseptor tekanan (Baroreceptor/Pressoreceptor) terletak pada lengkung aorta dan sinus karotikus, serta perubahan kimia darah yaitu perubahan oksigen, karbondioksida, elektrolot,pH dan obat-obat tertentu. Jika kebutuhan tubuh akan oksigen meningkat misalnya saat melakukan latihan atau olah raga, kegemukan, mencerna, stress emosi, penyakit metabolisme, perdarahan, anemia dan penggunaan obat-obat tertentu, maka curah jantung (cardiac output) meningkat, apabila kebutuhan oksigen ini berkurang misalnya : pada saat istirehat, hipervolemia, meningkatkan viskositas darah maka curah jantung menurun.

g). Curah jantung

Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel selama satu satuan waktu. Curah jantung pada orang dewasa normal sekitar 5 L/menit namun sangat berfariasi, tergantung kebutuhan metabolisme tubuh. Curah jantung (CO) sebanding dengan volume sekuncup (SV) kali frekuensi jantung (HR).

CO = SV x HR

Volume sekuncup adalah sejumlah darah yang disemburkan setiap denyut. Maka curah jantung dapat dipengaruhi oleh perubahan volume sekuncup maupun frekuensi jantung. Frekuensi jantung istirahat pada orang dewasa rata-rata 60 sampai 80 denyut/menit dan rata-rata volume sekuncup sekitar 70 ml/denyut.

Jumlah darah yang dipompakan jantung dalam satu menit disebut curah jantung (cardiac output). Dalam keadaan normal jumlah darah yang dipompakan ventrikel kiri dan kanan sama banyaknya

Bila tidak sama maka akan terjadi penumpukan darah pada tempat tertentu. Contoh : jika darah yang dipompakan ventrikel kiri, maka darah tersebut tidak dapat dilanjutkan oleh ventrikel kiri ke peredaran darah sistematik, sehingga terjadi penumpukan darah di paru-paru.

Isi sekuncupnya ditentukan oleh :

a. Beban awal (pre-load)

Yaitu jumlah darah yang berada dalam ventrikel pada akhir diastole. Volume darah yang berada pada ventrikel saat diastole ini ditanggung pada pengembalian darah dari pembuluh vena dan pengembalian darah dari pembuluh ini juga tergantung pada jumlah darah yang beredar.

b. Daya Kontraksi (contracitility)

Yaitu kekuatan kontraksi yang terjadi tanpa tergantung dari panjang serabut miokardium. Daya kontraksi ini dipengaruhi oleh keadaan miokardium, keseimbangan elektrolit terutama kalium natrium dan kalsium serta keadaan sistem konduksi jantung.

c. Beban akhir (after load)

Yaitu jumlah tegangan yang harus dikeluarkan ventrikel selama kontraksi untuk mengeluarkan darah dari ventrikel melalui katup seminular. Hal ini terutama ditentukan oleh tahanan pembuluh perifer dan ukuran pembuluh darah.

1. Pembuluh Darah

Setiap sel di dalam tubuh secara langsung tergantung pada keutuhan dan fungsi sistem vaskuler, oleh karena darah dari jantung akan dikirim ke setiap sel melalui sistem tersebut.

Berdasarkan perbedaan struktur dan fungsinya pembulu darah dibagi dalam tiga jenis yaitu :

1). Arteri

Arteri adalah pembuluh darah yang menerima darah jantung yang berisi zat-zat makanan, oksigen dan zat-zat pengatur untuk dikirim ke sel-sel seluruh tubuh.

2). Kapiler

Kapiler merupakan pembuluh darah kecil yang didindingi tipis, yang menghubungkan arteri terkecil (arteriole) dengan vena terkecil (venula). Pada kapiler inilah terjadi penukaran zat-zat yang penting untuk kehidupan (zat makanan, oksigen dan zat-zat pengatur) dari darah ke jaringan dan zat-zat metabolisme yang tidak diperlukan tubuh dari jaringan ke dalam darah.

3). Vena

Vena merupakan pembuluh darah yang mengembalikan darah dari jaringaan kembali ke jantung. Dinding vena sama seperti arteri terdiri dari lapisan yaitu tunika intinya, tunika media dan tunika adventisia tetapi ada beberapa perbedaan di antaranya yaitu :

a). Vena kurang elastis

b). Mempunyai katup

c). Dinding vena lebih cepat kolaps

3. Sirkulasi sistem Kardiovaskuler

Sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu sirkulasi besar yang disebut pula sirkulasi sistemik dan sirkulasi kecil disebut sirkulasi pulmonal.

1). Sirkulasi sistemik yaitu sisi kiri jantung memompa darah keseluruh sel tubuh kecuali sel-sel yang berperan dalam penukaran gas di paru.

Dengan cara :

Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonalis. Darah di atrium kiri mengalir kedalam ventrikel kiri melalui katup aterioventrikel (Av), yang terletak di sambungan atrium dan ventrikel. Katup ini di sebut katup mitralis. Semua katup jantung membuka ketika tekanan dalam ruang atau pembuluh yang berada di atasnya melebihi tekanan di dalam ruang atau pembuluh yang berada di atasnya melebihi tekanan di dalam ruang atau pembuluh yang ada di bawahnya.

Aliran keluar dari ventrikel kiri adalahmenuju kesebuah arteri besar berotot, yang disebut aorta darah mengalir dari ventrikel kiri ke aorta melalui katup aorta. Darah di aorta di salurkan keseluruh sirkulasi sistematik, melalui arteri, eteriol, dan kapiler yang kemudian menyatu kembali untuk membentuk vena-vena dari bagian bawah tubuh mengembalikan darah ke vena terbesar, vena kava inferior. Vena ini bagian atas tubuh mengembalikan darah ke vena kava superior, kedua vena kava bermuara di atrium kanan.

2). Sirkulasi paru yaitu sisi kanan jantung memompa darah ke paru untuk mendapatkan oksigen dengan cara :

Darah di atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan melalui katup Av lainnya, yang disebut katup semilunasi (trikuspidalis). Darah keluar dari ventrikel kanan dan mengalir melewati katup ke empat, katup pulmonaris, kedalam arteri pulmonaris. Arteri Pulmonaris bercabang-cabang menjadi arteri pulmonaris kanan dan kiri yang masing-masing mengalir ke paru kanan dan kiri. Di paru arteri-arteri pulmonaris bercabang-cabang berkali-kali menjadi arteriol dan kemudian ke kapiler. Setiap kapiler memberi perfusi kepada satuan pernapasan, melalui sebuah alveolus. Semua kapiler menyatu kembali untuk menadi venula, dan venula menjadi vena. Vena-vena menyatu untuk membentuk vena pulmonarisyang besar. Darah mengalir di dalam vena pulmonaris kembali ke atrium kiri untuk menyelesaikan sirkulasi aliran darah.

Fungsi Sirkulasi sistemik dan Paru

Pada sirkulasi sistemik, sewaktu darah mengalir setiap sel tubuh, CO2 dan produk-produk sisa sel lainnyadiserap oleh darah, sedangkan O2 dan zat-zat gizi disalurkan ke sel. Pada sirkulasi paru hal yang sebaliknya terjadi CO2 dikeluarkan dari darah dan O2 diserap. Melalui siklus darah yang kontinyu mengelilingi sirkulasi sistemik dan paru, maka suplai O2 dan pengeluaran zat-zat sisa dapat berlangsung bagi semua sel.

5). KLASIFIKASI (Pembagian)

kategori

tekanan darah sistolik

tekanan darah diastolik

normal

dibawah 130 mmhg

dibawah 85 mmhg

normal tinggi

130-139 mmhg

85-89 mmhg

stadium 1
(hipertensi ringan)

140-159 mmhg

90-99 mmhg

stadium 2
(hipertensi sedang)

160-179 mmhg

100-109 mmhg

stadium 3
(hipertensi berat)

180-209 mmhg

110-119 mmhg

stadium 4
(hipertensi maligna)

210 mmhg atau lebih

120 mmhg atau lebi

hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah,yang apabila tidak diobati akan menimbulkan kematian dalam 3-6 bulan,Hipertensi ini jarang terjadi,hanya 1 dari 200 orang yang menderita hipertensi.

  1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
  2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
  3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.

Begitu juga sebaaliknya,tekanan darah rendah disebabakan oleh aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi. Cara yang paling baik dalam menghindari tekanan darah tinggi adalah dengan mengubah ke arah gaya hidup sehat seperi akif berolahraga, Mengatur diet atau pola makan seperti rendah garam, rendah kolesterol dan lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, tidak mengkonsumsi alcohol dan rokok
Namun apabila anda telah didiagnosa terkena Hypertensi,langkah awal terpenting adalah agar menurunkan tekanan darah anda dengan mengikuti gaya hidup sehat seperti di atas dan mengkonsumsi obat sesuai dengan petunjuk dokter.Selain itu dianjurkan juga untuk Melakukan pemeriksaan laboratorium dengan panel evaluasi awal hipertensi atau panel hidup sehat dengan hipertensi

Tujuan pemeriksaan laboratorium pada pasien hipertensi :

  • Untuk mencari kemungkinan penyebab Hipertensi sekunder
  • Untuk menilai apakah ada penyulit dan kerusakan organ target
  • Untuk memperkirakan prognosis
  • Untuk menentukan adanya faktor-faktor lain yang mempertinggi risiko penyakit jantung koroner dan stroke

6). DIAGNOSA PENUNJANG

Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosa utama sebagai berikut :

o Nyeri berhubungan dengan iskemia miokardium

o Cemas berhubungan dengan rasa takut akan kematian

o Kurang pengetahuan tentang sifat dasar penyakit dan metode untuk menghindari komplikasi

o Potensial terjadi ketidakpatuhan terhadap aturan terapeutik berhubungan dengan tidak mau menerima perubahan pola hidup yang sesuai.

Berdasarkan teori Marilynn E. Doengues diagnisa keperawatan yang lazim ditemukan pada penderita angina pectoris adalah :

1) Nyeri akut berhubungan dengan laporan nyeri dengan berbagai frekuensi, durasi dan intensitas; focus menyempit; perilaku distrksi (menagis, gelisah, merintih, mondar mandir), respon otomatis contoh : Berkeringat, tekanan darah dan nadi berubah, dilatasi pupil,peningkatan / penurunan frekuensi pernafasan.

2) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan inatropik (iskemia miokardium transient / memanjang, efek obat); gangguan pada frekuensi / irama dan kondisi elektrit.

3) Anseitas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman terhadap konsep diri, respon patofisiologis, ancaman terhadap atau perubahan status kesehatan bicara negative tentang diri sendiri.

4) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan, informasi tidak akurat / kesalahan interpretasi, tidak mengenal sumber informasi.

EKG (ELEKTRO KARDIO GRAM)

Aktivitas jantung dapat dilihat dengan alat elektrokardiogram (EKG). Setiap fase siklus jantung di cerminka oleh gelombang tertentu yang direkam dan di catat pada lembaran kertas EKG. Perjalanan aktivitas listrik jantung juga dapat diamati pada layar oskiloskop. Aktivitas listrik disadap oleh seperangkat leadatau elektrodayang diletakkan pada titik-titik tertentu pada tubuh.

EKG dapat memberikan informasi penting mengenai aktivitas listrik miokardium, jika di analisa secara akurat. Gelombang EKG dicetak diatas kertas grafik. Waktu atau frekuensi diukur pada sumbu horisontal grafik, dan amplitudo atau foltase diukur pada sumbu vertikal. Gelombang EKG menggambarkan fungsi sistem hantaran jantung, yang normalnya memulai dan menghantarkan aktivitas listrik.

Frekuensi jantung dapat diperoleh darilembar EKG dengan berbagai metode. Kertas grafik EKG dibagi oleh garis-garis tebal dan tipis, vertikal dan horisontal, dengan interval standar. Terdapat 300 kotak besar dalam 1 lembar tiap menit. Dengan demikian, metoda yang akurat dan mudah untuk menentukan frekuensi jantung dengan irama reguler adalah, dengan menghitung jumlah kotak besar antara dua gelombang R dan hasilnya dijadikan bilangan pembagi untuk 300. Apabila terdapat dua kotak besar diantara dua gelombang R, maka frekuensinya adalah 150 (300 + 2); apabila terdapat lima kotak besar, maka frekuensi jantung adalah 60 (300+5).

Metoda lain yang akurat untuk memperkirakan frekuensi jantung, apabila iramanya tidak teratur, adalah dengan menghitung jumlah interval R-Rselama 6 detik dan mengalikannya dengan 10. Kertas EKG biasanya ditandai dengan interval 3 detik (15 kotak besar, horisontal) oleh garis vertikal pada puncak kertas. Biasanya interval R-R yang dihitung dan bukan kompleks QRS, karena bila dilakukan dengan cara menghitung komplek QRS hasilnya akan tidak akurat.

7). PENATALAKSANAAN

- Medis

Tujuan penatalaksanaan medis adalah memperkecil kerusakan jantung sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi. Kerusakan jantung diperkecil dengan cara, segera mengembalikan keseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen jantung. Terapi obat-obatan, pemberian oksigen dan tirah baring dilakukan secara bersamaan untuk tetap mempertahankan jantung. Obat-obatan dan oksigen digunakan untuk meningkatkan suplai oksigen, sementara tirah baring dilakukan untuk mengurangi kebutuhan oksigen. Hilangnya nyeri merupakan indicator utama bahwa kebutuhan dan suplai telah mencapai keseimbangan.

Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai melalui terapi farmakologi dan control terhadap factor risiko. Secara bedah tujuan ini dicapai melalui revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas arteri koroner atau angioplasty koroner transluminal perkutan (PTCA = Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty).

Untuk mencegah timbulnya serangan Angina :

a. Long acting nitrate

Seperti isosorbidnitrat atau nitoglieserin dalam bentuk salep atau retard/ sustained relased.

b. Obat-obat golongan penghambat beta adrenergic ( beta blocker )

c. Antagonis calsium

1) Menghalangi masuknya ion Ca melalui slow channel

2) Vasodilator coroner seperti diltiazem, veraparil

- Perawat

Keperawatan adalah bentuk pelayanan keperawatan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiatnya, dimana pelayanan keperawatan mengacu pada pelayanan bio, psoko, social yang komprehensif ditujukan kepada klien, keluarga dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.

- Gizi

Perkembangan dari kongesti sistemik atau paru-paru dan edema dapat dieksaserbasi oleh regurgitasi fungsional dan katub-katub trikuspidalis atau mitralis bergantian. Regurgitasi fungsional dapat disebabkan oleh dilatasi dari annulus katub atrioventrikularis atau perubahan-perubahan pada orientasi otot papilaris dan kordatendinae yang terjadi sekunder akibat dilatasi ruang.

Sebagai respon terhadap gagal jantung ada tiga meknisme primer yang dapat dilihat; meningkatnya aktifitas adrenergik simpatik, meningkatnya beban awal akibat aktivasi sistem rennin-angiotensin-aldosteron dan hipertrofi ventrikel. Ketiga respon ini mencerminkan usaha untuk mempertahankan curh jantung. Meknisme-meknisme ini mungkin memadai untuk mempertahankan curah jantung pada tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini, pada keadaan istirahat. Tetapi kelainan pada kerja ventrikel dan menurunnya curah jantung biasanya tampak pada keadaan beraktivitas. Dengan berlanjutnya gagal jantung maka kompensasi akan menjadi semakin luring efektif.

- Fisioterapi

tindakan umum untuk mengurangi beban kerja jantung dan manipulasi selektif terhadap ketiga penentu utama dari fungsi miokardium, baik secar sendiri-sendiri maupun gabungan dari : beban awal, kontraktilitas dan beban akhir.Penanganan biasanya dimulai ketika gejala-gejala timbul pad saat beraktivitas biasa. Rejimen penanganan secar progresif ditingkatkan sampai mencapai respon klinik yang diinginkan. Eksaserbasi akut dari gagal jantung atau perkembangan menuju gagal jantung yang berat dapat menjadi alasan untuk dirawat dirumah sakit atau mendapat penanganan yang lebih agresif .

Pembatasan aktivitas fisik yang ketat merupakan tindakan awal yang sederhan namun sangat tepat dalam pennganan gagal jantung. Tetapi harus diperhatikan jngn sampai memaksakan lrngan yng tak perlu untuk menghindari kelemahan otot-otot rangka. Kini telah dikethui bahwa kelemahan otot rangka dapat meningkatkan intoleransi terhadap latihan fisik. Tirah baring dan aktifitas yang terbatas juga dapat menyebabkan flebotrombosis. Pemberian antikoagulansia mungkin diperlukan pad pembatasan aktifitas yang ketat untuk mengendalikan gejala.

B. KONSEP KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN

Pengkajian menurut Doenges E.M data yang ditemukan adalah nyeri dada substernal yang menjalar ke bahu sampai ke lengan kiri, nyeri dada bila bekerja / braktivitas, kelemahan, perasaan tidak berdaya, mual, nyeri ulu hati, distensi gaster, terdengarnya bunyi sistolik pada apeks, kulit pucat, takikardia, distritma, hipertensi, kegemukan, adanya riwayat merokok, dispnea saat kerja, dan suka makan makanan yang berlemak.

Pengkajian temuan fisik dilakukan untuk mendukung data yang diperoleh dari dari riwayat kesehatan. Informasi dasar diperoleh pada pasien dating. Bagi pasien jantung akut, pemeriksaan fisik dilakukan dengan mengukur tanda vital secara rutin (tiap 4 jam, atau lebih sering bila perlu). Karena perawat jaga dibagian keperawatan akut bertugas selama 24 jam, maka mereka adalah yang dapat mengetahui pertama kali setiap perubahan yang terjadi. Perubahan harus diketahui sedini mungkin, sebelum terjadi komplikasi yang lebih serius. Peubahan harus dilaporkan kepada dokter dan dicatat secara rinci pada status pasien.

Urutan pemeriksaan berjalan secara logis dari kepala ke kaki, dan bila telah terlaatih dapat dilakukan hanya dalam waktu sekitar 10 menit; (1) keadaan umum, (2) tekanan darah, (3) nadi, (4) tangan, (5) kepala dan leher, (6) jantung, (7) paru, (8) abdomen dan (9) kaki serta tungkai.

Observasi tingkat distres pasien. Tingkat kesadaraaan harus dicatat dan dijelaskan. Evaluasi terhadap kemampuan pasien untuk berfikir secara ligis sangat penting dilakukan karena merupakan cara untuk menentukan apakah oksigen mampu mencapai otak ( perfusi otak ). Anggota keluarga terdekat dapat mengingatkan pemeriksa bila ada perubahan tingkah laku sampai ke yang paling kecil. Catat tingkat ansietas pasien pada status, disertai setiap factor emosional yang mempengaruhi, perawat harus mengusahakan agar pasien merasa nyaman sepanjang pemeriksaan.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Menurut Marilynn E. Doengues, 1999: Hal. 73. diagnosa yang lazim terjadi pada angina pektoris adalah :

o Nyeri akut berhubungan dengan laporan nyeri dengan berbagai frekuensi, durasi dan insensitas, fokus menyempit, perilaku distraksi (menangis, gelisah, merintih,mondar-mandir),respon otomatis contoh : berkeringat, tekanan darah dan nadi berubah, dilatasi pupil, peningkatan/penurunan frekuensi pernafasan.

Ditandai dengan : nyeri dada substernal yang menjalar ke bahu sampai ke lengan kiri.

o Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan inatropik (iskemia miokard transien/memanjang, efek obat), gangguan pada frekuensi/irama dan kondisi elektrik.

Ditandai dengan : perubahan pembacaan hemodinamika, dispnea, gelisah, penurunan toleransi aktivitas, kelemahan, penurunan dan perifer, kulit dingin/pucat, perubahan status mental.

o Anseitas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman terhadap konsep diri, respon patofisiologis, ancaman terhadap atau perubahan status kesehatan, bicara negatif tentang diri sendiri. Hal ini timbul akibat respon psikologis klien tentang penyakit yang di deritanya sehingga mengakibatkan perubahan pada status kesehatan yang akhirnya mengalami ansietas.

Ditandai dengan :

1). Mengekspresikan masalah berkenaan dengan perubahan hidup, peningkatan ketegangan/ketidak berdayaan.

2). Ketakutan, gelisah

3). Hubungan diagnosa dengan hilangnya citra diri sehat, hilangnya tempat/pengaruh.

4). Citra diri sebagai orang tidak berpengaruh pada keluarga /masyarakat.

o Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan pemajanan, informasi tidak akurat/kesalahan interpretasi, tidak mengenal sumber informasi.

Ditandai dengan : pernyataan, minta informasi pernyataan masalah, tidak adekuat dalam mengikuti instruksi.

TINJAUAN

1) Ketentuan TTV

a) Penurunan curah jantung berhubungan dengan ;

1. Perubahan kontraktilitas miokardial/perubahan inotropik

2. Perubahan frekuensi, irama dan konduksi listrik

3. Perubahan structural

b) Aktivitas intoleran berhubungan dengan :

1) Ketidak seimbangan antar suplai okigen.

2) Kelemahan umum

3) Tirah baring lama/immobilisasi

c) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan : menurunnya laju filtrasi glomerulus (menurunnya curah jantung)/meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium/air.

d) Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan : perubahan menbran kapiler-alveolus.

e) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan program pengobatan berhubungan dengan kurang pemahaman/kesalahan persepsi tentang hubungan fungsi jantung/penyakit/gagal.

2) HE =Penyuluhan

A. Aktivitas/istirahat

Gejala : Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang hari,

insomnia, nyeri dada dengan aktivitas, dispnea pad

istirahat atau pada pengerhan tenaga.

Tanda : Gelisah, perubahan status mental mis : letargi,

tanda vital berubah pad aktivitas.

B. Sirkulasi

Gejala : Riwayat HT, IM baru/akut, episode GJK sebelumnya, penyakit jantung , bedah jantung , endokarditis, anemia, syok septic, bengkak pada kaki, telapak kaki, abdomen.

Tanda : TD ; mungkin rendah (gagal pemompaan).

Tekanan Nadi ; mungkin sempit.

Irama Jantung ; Disritmia.

Frekuensi jantung ; Takikardia.

Nadi apical ; PMI mungkin menyebar dan merubah

posisi secara inferior ke kiri.

Bunyi jantung ; S3 (gallop) adalah diagnostik, S4 dapat

terjadi, S1 dan S2 mungkin melemah.

Murmur sistolik dan diastolic.

Warna ; kebiruan, pucat abu-abu, sianotik.

Punggung kuku ; pucat atau sianotik dengan pengisian

kapiler lambat.

Hepar ; pembesaran/dapat teraba.

Bunyi napas ; krekels, ronkhi.

Edema ; mungkin dependen, umum atau pitting

khususnya pada ekstremitas.

C. Integritas ego

Gejala : Ansietas, kuatir dan takut.Stres yang berhubungan dengan penyakit/keperihatinan finansial (pekerjaan/biaya perawatan medis)

Tanda : Berbagai manifestasi perilaku, mis : ansietas, marah, ketakutan dan mudah tersinggung.

D. Eliminasi

Gejala : Penurunan berkemih, urine berwana gelap, berkemih malam hari (nokturia), diare/konstipasi.

E. Makanan/cairan

Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, penambhan berat badan signifikan, pembengkakan pada ekstremitas bawah, pakaian/sepatu terasa sesak, diet tinggi garam/makanan yang telah diproses dan penggunaan diuretic.

Tanda : Penambahan berat badan cepat dan distensi abdomen (asites) serta edema (umum, dependen, tekanan dan pitting).

F. Higiene

Gejala : Keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas Perawatan diri.

Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal.

G. Neurosensori

Gejala : Kelemahan, pening, episode pingsan.

Tanda : Letargi, kusut pikir, diorientasi, perubahan perilaku dan mudah tersinggung.

H. Nyeri/Kenyamanan

Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas dan sakit pada otot.

Tanda : Tidak tenang, gelisah, focus menyempit danperilaku melindungi diri.

3) Implementasi / Pelaksanaan

Tujuan utama mencakup mencegah nyeri, mengurangi cemas, menghindari salah pemahaman, terhadap sifat dasarpenyakit dan perawatan yang di berikan, mematuhi program perawatan diri dan mencegah komplikasi.

4) Evaluasi

1. Menunjukkan penurunan kecemasan

a. Memahami penyakit dan tujuan perawatannya

b. Mematuhi semua aturan medis

c. Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap atau sifatnya berubah

d. Menghindari tinggal sediri saat terjadinya episode nyeri.

2. Memahami cara mencegah komplikasi dan menunjukan tanda-tanda bebas dari komplikasi

a. Menjelaskan proses terjadinya angina

b. Menjelaskan alasan tindakan pencegahan komplikasi

c. EKG dan kadar enzim jantung normal

d. Bebas dari tanda dan gejala infark miokardium akut

3. mematuhi program perawatan diri

a. Menunjukkan pemahaman mengenai terapi farmakologi

b. Kebiasaan sehari-hari mencerminkan penyesuaian gaya hidup.

4. Mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan keseimbangan masukan danpengeluaran, bunyi nafas bersih/jelas, tanda vital dalam rentang yang dapat diterima, berat badan stabil dan tidak ada edema.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar