Powered By Blogger

Sabtu, 24 Juli 2010

askep neuroblastoma

1. KONSEP MEDIS
A. DEFENISI
Neuroblastoma berasal dari embrionyc neural crest dan kelenjar adrenal merupakan tempat yang sering terkena, tumor ini mempunyai keganasan yang tinggi pada bayi dan anak. Biasanya di temukan pada anak usia 2-4 tahun (prof. DR Iskandar W, 1985).
Neuroblastoma adalah tumor ganas yang terjadi pada system persarafan yang berasal dari sel-sel saraf yang terdapat paa medula adrenal dan system saraf simpatik (Sumadi. 2001 )
B. ETIOLOGI
Penyebabnya tidak diketahui. Mungkin berhubungan dengan faktor keturunan karena pada sel-sel tumor ditemukan kelainan genetik tertentu.
C. PATOFISIOLOGI
 Sel-sel kanker yang berasal dari medula adrenal dan system saraf simpatik berploriferasi,menekan jaringan sekitarnya, kemudian menginfasi sel-sel normal disekitarnya.
Tahap-tahap pada neuroblastoma:
• Tahap I : tumor terlokalisasi pada daerah asal tumor, nodus limfe belum terkna
• Tahap II : tumor unilateral, nodus limfe belumterkena
• Tahap III : tumor menginfiltrasi kearaah tengah, tumor unilateral dengan terkenanya nodus limfe, tumor mengenai seluruh nodus limfe.
• Tahap IV : tumor menginvasi nodus limfelebih jauh, mengenai tulang sumsum tulang, hati dan organ lain.
• Tahap IV-S : tumor dengan cirri tahap I atau II tetapi dngan metastase pada hati, sumsum tulang atau kulit.simpatis
 Neuroblastoma berasal dari sel Krista neuralis system saraf dan karena itu dapat timbul dimanapun dari fossa kranialis sampai koksik. Secara histologis, Neuroblastoma terdiri atassel bulat kecil dengan granula yang banyak
D. MANIFESTASI KLINIS
 Neuroblastoma bisa tumbuh di berbagai bagian tubuh. Kanker ini berasal dari jaringan yang membentuk sistem saraf simpatis (bagian dari sistem saraf yang mengatur fungsi tubuh involunter/diluar kehendak, dengan cara meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, mengkerutkan pembuluh darah dan merangsang hormon tertentu).
 Gejalanya tergantung kepada asal tumor dan luas penyebarannya.
Gejala awal biasanya berupa perut yang membesar, perut terasa penuh dan nyeri perut. Gejalanya juga bisa berhubungan dengan penyebaran tumor
 Kanker yang telah menyebar ke tulang akan menyebabkan nyeri tulang
 Kanker yang telah menyebar ke sumsum tulang menyebabkan:
 Kanker yang telah menyebar ke kulit bisa menyebabkan terbentuknya benjolan- benjolan dikulit
 Kanker yang telah menyebar ke paru-paru bisa menyebabkan gangguan pernafasan
 Kanker yang telah menyebar ke korda spinalis bisa menyebabkan kelemahan pada lengan dan tungkai
 Sekitar 90% neuroblastoma menghasilkan hormon (misalnya epinefrin, yang dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan terjadinya kecemasan)
 Kulitnya pucat
 Di sekeliling mata tampak lingkaran hitam


E. PEMERIKSAAN LAB

 CT scan untuk mengetahui keadaan tulang pada tengkorak, leher, dada, dan abdomen.
 Punksi sumsum tulang untuk mengetahui lokasi tumor atau metastase tumor.
 Analisa urine untuk mengetahui adanya vanillylmandelic aci (VMA). Homovillic acid (HVA), dapomine, norepinephrin.
 Analisa kromosom untuk mengetahui adanya gen N-myc
 Meninngkatkan ferritin, neuron-specific enolase (NSE), gangnoside (GD2)

F. PENGOBATAN
Pengobatannya bervariasi, tergantung kepada lokasi, penyebaran dan usia penderita. Jika kanker belum menyebar, biasanya diangkat melalui pembedahan.
Jika kanker berukuran besar atau telah menyebar, diberikan kemoterapi (obat anti-kanker vincristine, siklofosfamid, doksorubisin dan cisplastin) atau terapi penyinaran. Pemberian vitamin B12 dosis tinggi ada baiknya, walaupun belum diketahui pasti kegunaannya.







2. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
• Pemeriksaan fisik
• Riwayat penyakit
• Kaji adanya rasa nyeri, demam, kelemahan, berat badan menurun, anemia.
• Kaji adanya masa diabdomen, inkontinensia atau retensi urin, ekimosis pada supsaorbital, exoptalmus, paralysis akibat kompresi pada saraf spinal.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Risiko injury berhubungan dengan mengganasnya tumor, proliferasi sel, dan dampak pengobatan.
b. Risiko infeksi berhubungan dengan menurunnya system pertahanan tubuh
c. Risiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
d. Nyeri berhubungan dengan dilakukannya pemeriksaan diagnostic, efek fisiologi neoplasma.
C. PERENCANAAN
 Dx: Risiko injury berhubungan dengan mengganasnya tumor, proliferasi sel, dan dampak pengobatan.
Tujuan :
• Mempertahankan kemoterapi
Kriteria Hasil :
• klien akan sembuh dari penyakit baik secara sebagian maupun secara keseluruhan dan anak tidak akan mengalami komplikasi dari kemoterapi
Inrervensi :
• Memberikan kemoterapi sesuai dengan anjuran
• Siapkan anak dan keluarga apabila akan dilakukan pembedahan
• Observasi tanda-tanda cystitis
• Membantu anak dalam program radiotera
• Dx: Risiko infeksi berhubungan dengan menurunnya system pertahanan tubuh
Tujuan :
• Meningkatkan system pertahanan tubuh.

Kriteria hasil :
• Anak tidak akan memperlihatkan gejala-gejala infeksi
Intervensi :
• Memberikan vaksinasi dari virus yang tidak diaktifkan (misalnya varicella, polio salk, influenza)
• Kolaborasi untuk pemberian obat
• Menggunakan teknik aseptic untuk seluruh prosedur invasive
 Dx: Risiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
Tujuan:
• Mengurangi mual dan muntah.
Kriteria hasil:
• Anak tidak akan mengalami mual atau muntah.
Intervensi :
• Kolaborasi untuk pemberian cairan infuse untuk mempertahankan hidrasi.
• Menghindari memberikan makanan yang memiliki aroma yang merangsang mual atau muntah
• Menganjurkan makan dengan porsi kecil tapi sering.
 Dx: Nyeri berhubungan dengan dilakukannya pemeriksaan diagnostic, efek fisiologi neoplasma
Tujuan:
• Mengurangi rasa nyeri
Kriteria hasil :
• Anak tidak akan mengalami rasa nyeri atau nyeri dapat berkurang.
Intervensi :
• Memberikan teknik untuk mengurangi rasa nyeri nonfarmakologi.
• Kaji adanya kebutuhan klien untuk mengurangi rasa nyeri
• Evalasi efektivitas terapi pengurangan rasa nyeri secara teratur untuk mencegah timbulnya nyeri yang berulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar