Powered By Blogger

Jumat, 23 Juli 2010

askep skabies

A. TINJAUAN MEDIS
1. Definisi
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) yang mudah menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Penyebabnya scabies adalah Sarcoptes scabiei
2. Etiologi
Sarcoptes scabiei temasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Ackarima, superfamily Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var. huminis. Selain itu terdapat Sarcoptes scabiei lain, misalnya kambing dan babi.
Secara morfologi merupakan tungau kecil, berbentuk ovale, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata, berwarna putih kotor dan tidak bermata. Ukurannya yang betina antara 330-450 mikron X 250-350 mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil yakni 200-240 mikron X 150-200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang di depan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kwdua pada betina berakhir dengan rambut sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat.
Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (pembuahan) yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3 mili meter per hari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk betina yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telur akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan keluar menjadi nimfa yang mempunyai dua bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari
3. Manifestasi klinis
a. Pruritus noktural yaitu gatal pada malam hari karena aktifitas tungau yang lebih tinggi pada suhu yang lembab dan panas.
b. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi yang seluruh anggota keluarganya terkena. Walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier).
c. Adanya kunikulus (terowongan) pada tempat-tempat yang dicurigai berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata 1 centi meter, pada ujung terowongan ditemukan papula (tonjolan padat) atau vesikel (kantung cairan). Jika ada infeksi sekunder, timbul poli morf (gelembung leukosit). Biasanya terjadi pada kulit yang tipis misal sela-sela jari, sikut luar, lipatan aksila depan, areola mame, umbilicus, bokong, genetalia eksterna (pria) dan perut bawah. Pada bayi dapat mengenai tangan dan telapak kaki.
d. Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostic. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.

4. Epidemiologi
Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi scabies. Banyak factor yang menunjang perkembangan penyakit ini antara lain social ekonomi yang rendah, hygiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas (ganti-ganti pasangan), kesalahan diagnosis dan perkembangan demografi serta ekologi. Selain itu faktor penularannya bias melalui tidur bersama dalam satu tempat tidur, lewat pakaian, perlengkapan tidur atau benda-benda lainnya
Cara penularan (tranmisi):
a. Kontak langsung misal berjabat tangan, tidur bersama dan kontak seksual.
b. Kontak tak langsung misalnya melalui pakaian, handuk, sprei, bantal dan lain-lainnya.
Penularannya biasanya melalui sarcoptes scabiei betina yang sudah dibuahi atau kadang-kadang oleh bentuk larva. Dikenal pula Sarcoptes scabiei var. animalis yang kadang-kadang menulari manusia, terutama pada mereka yang banyak memelihara binatang peliharaannya misalnya anjing.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Carilah terowongan, kemudian pada ujung terowongan yang ada papul dicongkel dengan jarum dan dijepit diantara 2 kaca objek dan diamati dengan mikroskop cahaya.
b. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar.
c. Dengan membuat biopsi irisan pada lesi yang dijepit dengan jari dan diiris tipis dan diperiksa dengan mikroskop cahaya.
d. Dengan biopsi eksisional (bedah) dan diperiksa dengan pewarna H.E. (Helium).



6. Pengobatan
Syarat obat yang ideal adalah
a. Harus efektif terhadap semua stadium tungau
b. Harus tidak menimbulkan iritasi ataupun toksik.
c. Tidak berbau, kotor dan merusak warna pakaian.
d. Mudah diperoleh dan murah harganya.

Cara pengobatannya adalah seluruh anggota keluarganya harus diobati (termasuk penderita yang hiposensitisasi)
Jenis obat topical:
a. Belerang endap (sulfur presipitalum) dengan kadar 4-20% dalam bentuk salep atau krim. Preparat ini berbau, mengotori baju, dapat iritasi dan tak dapat digunakan pada stadium telur sehingga pemakaian harus lebih dari 3 hari. Dapat dipakai pada anak kurang dari 2 tahun
b. Emulsi benzyl-benzoat (20-25%), efektife pada semua stadium, diberikan tiap malam selama 3 hari. Dapat menyebabkan iritasi, jarang dipasaran dan kadang-kadang makin gatal setelah pemakaian.
c. Gama benzene heksa klorida (gameksan = gammexane) kadar 1% dalam krim atau losio,termasuk obat pilihan karena efektif pada semua stadium, dan jarang iritasi. Tidak dianjurkan pada anak kung dari 6 tahun dan pada bumil karena toksik terhadap susunan syaraf pusat. Pemberian dapat sekali dan dapat diulangi seminggu kemudian.
d. Krotamiton 10% dalam krim atau losio, merupakan obat pilihan karena berfungsi sebagai anti scabies dan anti gatal. Harus dijauhkan dari mulut, mata dan uretra.
e. Permatrin 5% dalam krim, kurang toksik disbanding gameksan, aktifitas sama, pemakaian sekali dan dihapus setelah 10 jam, dapat diulang setelah seminggu dan tidak dianjurkan pada anak kurang dari 2 bulan

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
 Riwayat Keperawatan
• Riwayat kesehatan masa lalu
Berupa keterangan keterangan mengenai riwayat penyakit yang perna diderita pasien sebelumnya, seperti riwayat penyakit yang sama atau riwaya penyait lain yang menyerang pada bagian kecil yang tipis dan lembab
• Riwayat kesehatan sekarang
Berisikan tentang keluhan utama dan perjalanan penyakit yang diderita saat ini. Pada pasien scabies akan ditemukan keluhan rasa gatal terutama pada waktu malam hari. Daerah gatal terdapat pada kulit yang lunak dan lembab paling sering diselah jari tangan, ekstensor siku lipatan ketiak depan daerah umbilicus daerah perut sekitar ikat pinggang daerah penis dan daerah bokong
 Riwayat social dan budaya
Mengkaji tentang binteraksi klien terhadap lingkungan sekitarmya hal ini biasa berkaitan dengan dimana pasien tinnggal dan tingginya kontak pasien terhadap lingkungannya.
 Riwayat kebiasaaan sehari hari
Hal utama yang perlu dikaji adalah pola kebiasaan kebersihan diri seperti mandi,ganti pakaian bertukar pakien dengan penderita scabies.
 Pemeriksaan fisik
• Inspeksi keadaan kulit : kebersihan penyebaran lokasi karakterisistik lesi
• Keluhan : rasa gatal : lokasi, intensitas, waktu, lamanya, perlakuan pasein terhadap rasa gatal
 Pemeriksaan penunjang
Ditemukan sarcoptes-scabies
 Dengan kerokan yaitu dengan mencongkel papul atau vesikel dan diletakkan disebuah kaca objek, ditutup dengan kaca penutup dan diliat dengan miskroskop cahaya
 Dengan menyikat dan ditampung diatas selembaran kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar
 Biopsy irisan
 Biopsy eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan H.E
2. Diagnosa Keperawatan dan intervensi / implementasi
a. Gangguan rasa nyaman gatal b/d sensitasi terhadap sekreta dan eskreta tungau scabies
Tujuan : Meningkatkan rasa nyaman
Implementasi:
 Jaga kebersihan kulit
 Jelaskan penyebab rasa gatal
 Anjurkan tidak menggaruk daerah yang gatal
 Jelaskan cara prosedur penggunaan obat obatan untuk mendapatkan hasil yang efektif.
b. Gangguan istrahat tidur b/d gatal gatal terutama pada malam hari
Tujuan : Istrahat tidur terpenuhi
Implementasi :
 Jelaskan penyebab gangguan istrahat tidur
 Anjurkan istrahat tidur setelah melakukan program pengobatan
 Anjurkan untuk menjaga tubuh dari panas dan lembab menjelang tidur, dengan menjaga udara tetap nyaman, menggunakan baju yang longgar dan menyerap keringat
 Minum susu hangat sebelum tidur dan menjaga intake yang adekuat
c. Resiko terjadi infeksi sekunder b/d garukan yang tidak terkontrol
Tujuan : Infeksi sekunder tidak terjadi
Implementasi :
Jelaskan tentang :
 Faktor faktor penyebab infeksi sekunder pada pasien terkena scabies
 Cara pencegahan untuk tidak terjadi infeksi sekunder
1) Menjaga kebersihan kulit
2) Melaksanakan program pengobatan dengan tertib dan sesuai prosedur
3) Tidak menggaruk dengan cara yang dapat menyebabkan luka
d. Gangguan konsep diri b/d kerusakan kulit akibat infestasi tungau scabies
Tujuan : Mengembalikan konsep diri pasien secara bertahap
Implementasi :
 Kaji ulang sejauh mana gangguan integritas kulit mempengaruhi body image pasien
 Bantu klien mengembalikan konsep dirinya
e. Potensial penularan b/d kurangnya pengetahuan tentang scabies
Tujuan : Penularan dapat dicegah, pasien dan keluarganya mampu melakukan tindakan tindakan pencegahan
Implementasi :
 Beri penjelasan tentang penyebab dan cara penularan scabies serta pencegahannya
 Anjurkan pasien untuk tidak kontak langsung dengan anggota keluarga atau orang orang sekelilingnya
 Anjurkan pasien dan keluarga untuk memisahkan alat alat tenun yang digunakan pasien dan mencucinya dengan sabun yang sebelumnya direndam dengan larutan desinfektan
 Anjurkan pasien untuk melaksanakan program pengobatan dengan tertib
 Anjurkan untuk menjaga kebersihan diri baik pasien maupun anggota keluarga lainnya

3. Evaluasi
Secara umum hasil akhir yang diharapkan adalah ;
 Penulan dapat dicegah
 Kelurga mampu melakukan perawatan pada klien dengan scabies dirumah
 Tingkat pengetahuan klien meningkat sehingga klien dan kluarga dapat menjaga kebersihan diri maupun lingkungan dalam usaha menjegah terjangkitnya scabies

Tidak ada komentar:

Posting Komentar