Powered By Blogger

Jumat, 23 Juli 2010

atritis reumathoid

A. KONSEP MEDIS
1 . Defenisi
Rhematoid Artritis adalah peradangan yang kronis sistematik,progresif dan lebih banyak terjadi pada wanita pada usia 23-35 tahun ( Iwan,S.Kp ).
Rheumatoid arthritis adalah gangguan kronik yang emnyerang berbagai sistem organ.Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok jaringan penyambung difus yang perantai oleh imunitas,dan tidak diketahui sebab-sebabnya.Biasanya terjadi destruksi sendi progresip ( Price Sylvia Anderson,1995 )
2 . Etiologi
Penyebab Rheumatoid Artritis dapat digolongan berdasarkan penyebabya,yakni akibat infeksi,gangguan sistem kekebalan tubuh,gangguan metabolisme tubuh ,atau reumatik akibat gangguan penyakit lain.
Infeksi yang terjadi biasanya disebabkan oleh masuknya kuman,virus atau jamur dariluar ke dalam tubuh.Misalnya saja,ketika lutut mengalami luka dan infeksi akibat masuknya kuman penyakit.Kuman ini bisa masuk ke dalam sendi dan masuk ke dalam tubuh lain.Infeksi ini dapat terjadi karena masuknya mikroorganisme yang bersifat pathogen atau dapat menimbulkan penyakit pada tubuh.Hal tersebut akan mengakibatkan munculnya rasa nyeri pada persendian.
Yang paling sering terjadi adalah Rheumatoid Artritis akibat gangguan fungsi kekebalan tubuh.Gangguan ini muncul akibat sel-sel kekebalan tubuh dalam darah menjadi terlalu aktif.Salah satunya adalah Rhematoid Artritis yang merupakan Radang kronik sistemik.Penyakit ini menyerang pada banyak sendi.
Serangan akut Rheumatoid Artritis yang paling “populer” adalah serangan Rheumatoid Artritis akibat kelebihan asam urat dalam tubuh.Hal itu terjadi sebagai akibat adanya gangguan dalam sistem metabolisme tubuh.Kadar normal asam urat itu dalam darah secara normal pada seorang laki-laki adalah 5-7 mg/100 cc dan pada perempuan 4-6 mg/100 cc.Pada keadaan abnormal ( kadar asam urat meninggi ). Hal ini dapat menimbulkan pengendapan dalam darah.
3 . Manifestasi Klinik
1.Tanda dan Gejala setempat
a. Sakit persendihan disertai kaku terutama pada pagi hari(morning stiffness)dan gerakan terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan dapat berlanjut sampai berjam-jam dalam sehari.kekakuan ini berbeda dengan kekakuan Osteiortritis yang biasanya tidakberlangsung lama.
b. Lambat laun membengkak,panas merah,lemah.
c. Poli arthritis simetris sendi perifersemua sendi bisa terserang,panggul,lutut,pergelangan Tangan meskipun sendi yang lebih besar seringkali terkena juga.
d. Artritis Erosif  sifat radiologist penyakit ini,peradangan sendi yang kronik menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini dapat dilihat pada penyinaran sinar-X.
e. Deformitas  pergeseran ulnar,defiasi jari-jari,subluksasi sendi metakarfalangea.Deformitas boutonniere dan leher angsa sendi yang lebih besar mungkin juga terserang yang disertai penurunan kemampuan fleksi ataupun ekstensi.Sendi mungkin mengalami antilosis disertai kehilangan kemampuan bergerak yang total.
f. Rematoid Nodul  merupakan massa subkutan yang terjadi pada sepertiga pasien dewasa,kasus ini sering menyerang bagian siku(bursa olekranon) atau sepanjang permukaan ekstensor lengan bawah,bentuknya oval atau bulat dan padat.
g. Kronik  ciri khas Rhematoid Artritis.
2. Tanda dan Gejala Sistemik
Lemah,demam tachikardi,berat badan turun,anemia,anoreksia.
Bila ditinjau dari stadium,maka pada RA terdapat 3 stadium yaitu :
1). Stadium Sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai adanya hiperemi,edema karena kongesti,nyeri pada saat istirahat maupun saat bergera,bengkak dan kekakuan.
2). Stadium destruksi
Pada stadion ini,selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga pada jaringan sekitar sekitarnya yang ditandai adanya konraksi tendom.selain tanda dan gejala tersebut diatas,terjaadi pula perubahan bentuk pada tangan yaitu bentuk jari swan-neck.
3). Stadion deformitas
Padastadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,deformasi dan gangguan fungsi secara menetap.perubahan pada sendi diawwali adanya sinovitas,berlanjut pada vpembentuk pannus,ankilosis fibrosa,dan ankilosis tulang.
4). Anatomi fisiologi.
Struktur tulang dan jsaringaan konektiif meliputi 25%berat tubuh.rangka manusiaa merupakan sebagian dari sistem lokomotorik dari tubuh manusia.yang jugameliputi otot-otot yang berkontraksi menggerakan tulang-tulang pada sendi-sendi dengan demikian ototmerupakan pembawa tulang pada proses pergerakan.dalam hal ini.tulang bekerja sebagai pengungkit.
1.Komponen sistem muskuluskletal

a. Tulang
Tulang terdiridari sel-sel yang berada pada bagian intra-seluler.tulang bekerja dari embrionik hyanline cartilage yang melalui prosesOSTEEOGENESIS menjadi tulang.proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut OSTEOBLAST proses mengrasnya tulang akibat peniimbunan garam Kalsium.
Fungsi tulaang adalah sebagai berikut:
1). Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
2). Melindungi organ tubuh(misalnya jantung,otak,dan paru-paru)dan jaringan lunak.
3). Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan)
4). Membentuk sel-sel darah merah didalam sumsum tuilang belakang.
5). Menyimpan garam mineral,misalnya kalsium dan fosfor.
b. Otot.
Otot dibagi dalam tiga kelompok,dengan fungsi utama untuk konraksi dan menghasilkan pergerakan dari bagian tubuh atau seluruh tubuh.
Kelompok otot terdiri dari:
1). Otot rangka(otot lurik):terdapat pada sistem skeletal dan berfungsi untuk memberikan pengontrolan pergerakan mempertahankan sikap dan menghasilkan panas.
2) Otot visceral (ototpolos):terdapat,pada saluran pencernaan,saluran perkemihan dan pembuluh darah.dipengaruhi oleh sistem saraf otonom dan kontraksi tidak dibawah control keinginan.
3). Otot jantung:terdapat hanya pada jantung bdan kontraksinya tidak dibawah kontol keingina.
c. Tendom
Tendom adalah suatu perpanjang dari pembungkus fibon yang membungkus setiap otot dan berkaitan dengan Prioteum jaringan penyambung yang mengelilingi tendon tertentu khususnya pada pergelangan tangan dantumit.pembungkus ini dibatasi oleh membrane synovial lumbrika untuk memudahkan pergerakan tendon.
D. Ligament
Ligaament adalah sekumpulan dari jaringan fibrous yang tebal dan berfungsi mengikat suatu tulang.
E. Fasia.
Fasia adaolah suatu permukaanjaringan penyambung longgar yang didapatkan langsung dibawah kulit sebagai fasisupervisial atau pembungkus tebal,jaringan penyambung fibrous yang membungkus otot,saraf dan pembuluh darah.
F. Persendian.
Pergerakan tidak akan mungkin terjadi bila kelenturan dalam rangka tulang tidak ada.kelenturan dimungkinkan karena adanya persendian,atau letak dimana tulang-tulang berada bersama – sama. Menurut klasifikasi terdapat 3 kelas utama persendian yaitu :
1. Sendi synarthrroses (sendi yang tidak bergerak) Misalnya : sendi pada tulang tengkorak
2. Sendi Amphiarthroses (sendi yang sedikit pergerakannya) misalnya : sendi pada vetebra dan simfisis pubis
3. Sendi Diarthroses (sendi yang banyak pergerakannya)
Jenis sendi Diartroses terdiri dari :
a. Sendi Peluru
b. Sendi Engsel
c. Sendi Pelana
d. Sendi Pivot
e. Sendi Peluncur
Adapun pergerakan yang dapat dilakukan oleh sendi – sendi adalah :
1. Fleksi
2. Ekstensi
3. Adduksi
4. Abduksi
5. Rotasi
6. Sirkumduksi
7. Pergerakan khusus : Supinasi, Inversio, Eversio, Protacsio.

5). Klasifikasi
1.Rematik jantung
Rematik ini bisa mangkibatkan kelaina jantung seumur hidup. Biasanya menyerang anak usia 5 – 15 tahun. Penyakit ini berwal dari adanya infeksi tenggorokan oleh kuman. Masuknya benda asing kedalam tubuh, akan membuat tubuh secara langsung membasminya. Tapi, struktur kuman ini ad yang mirip dengan struktur otot jantung. Hal ini bisa mengakibatkan kelainan katup jantung dan mengganggu kerja jantung.
2.Artritis Reumatoid Juvenilis
Merupakan atritis kronik pada anak yang menyerang 1 sendi atau lebih. Terdapat 3 tipe berdasarkan gambaran kliniknya.
1. Atritis Juvenil tipe Pausiartikuler
Biasanya mengenai sendi lutut atau pergelangan kaki. Kadang mengenai sendi – sendi panggul atau siku. Keadaan umum biasanya baik
2. Tipe Poliartikuler
Paling sering ditemukan pada sendi lutut , pergelangan kaki, telapak kaki, pergelangan tangan dan leher. Keadaan ini diperberat dengan pemberian kortikosteroid jangka panjang.
3. Artritis Juvenil Sistemik
Biasanya menyerang anak dibawah umur 5 tahun. Pada keadaan akut dapat menyerang beberapa sendi disertai tanda sistemik berupa panas tinggi, bercak eritem, anemia, limfadenopati, hepatosplenomegali, dan perikarditis. Dari tipe ini 70 % akan mengalami remisi dibawah umur 10 tahun.

6). Diagnosis Penunjang
1.Tes serologi
o Sedimentasi eritrosit meningkat
o Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
o Rheumatoid factor, terjadi 50 – 90 % penderita
2.Pemeriksaan Radiologi
o Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
o Kelanjutan penyakit : Ruang sendi menyempit, Sublukasi dan ankilosis.
3.Aspirasi sendi
o Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptic, cairan dari sendi elikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.

7). Penatalaksanaan
Setelah dianosa arthritis rheumatoid dapat ditegakkan, pendekatan pertama yang harus dilakukan adalah segera membina hubungan baik antara pasien dan keluarganya dengan dokter atau tim pengobatan yang merawatnya.
Langkah – langkah yang dapat dilakukan dalam penata laksanaan :
a. Memberikan pendidikan yang cukup tentang penyakit kepada penderita, keluarganya dan siapa saja yang berhubungan dengan penderita. Dapat berupa pengertian, patofisiologi dan penyebabnya
b. Isterahat adalah langkah penting karena rheumatoid arthritis biasanya disertai rasa lelah yang hebat. Penderita harus membagi waktu seharinya menjadi beberapakali waktu beraktifitas yang diikuti oleh masa isterahat
c. Melakukan program terapi dasar yang terdiri dari 5 komponen yang merupakan sarana pembantu untuk mencapai tujuan – tujuan tersebut yaitu :
1.Istirahat
2.Latihan fisik
3.Panas
4.Pengobatan
a.Aspirin (anti nyeri) dosis antara 8 s/d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang diharapkan adalah 20 – 25 mg per 100 ml
b.Natrium kolin dan aseta menofen  meningkatkan toleransi saluran cerna terhadap terapi obat.
c.Obat anti malaria (hidroksiklorokuim, klorokuin) dosis 200 – 600 mg per hari  mengatasi keluhan sendi, memiliki efeksteroid sparing sehingga menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan
d.Garam emas
e.Kortikosteroid
5.Nutrisi  diet untuk penurunan berat badan yang berlebihan.
d.Pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi
Pembedahan dan indikasinya sebagai berikut :
1.Sinovektomi untuk mencegah arthritis pada sendi tertentu, untuk mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi.
2.Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian
3.Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan
4.Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada persendian.

B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
1.Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
2.Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi
b. Pemeriksaan Fisik
1.Inspeksi dan Palpasi persendian untuk masing – masing sisi ( bilateral), amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
2.Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi – sendi sinovial
o Catat bila ada deviasi ( keterbatasan gerak sendi).
o Catat bila ada krepitasi
o Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
3.Lakukan inspeksi dan valpasi otot- otot skelet secara bilateral
o Catat bila ada atrofi, tonus yang berkurang
o Ukur kekuatan otot
4.Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya.
5.Kaji aktifitas/kegiatan sehari – hari
c. Riwayat Pisiko sosial
Pasien dengan rheumatoid arthritis mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pada pasien yang mengalami deformitas pada sendi – sendi karena ia merasakan adanya kelemahan – kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari – hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien.

2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh pasien dengan arthritis ditambah dengan adanya data dari pemeriksaan diagnostik. Maka diagnosa keperawatan yang sering muncul ditandai dengan :
1. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh, sendi, bengkok dan deformitas.
2. Ngeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh arthritis rheumatoid.
3. Resiko cidera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot, rasa nyeri.
4. Gangguan aktifitas sehari – hari berhubungan dengan terbatasnya gerakan
5. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
6. Gangguan mobilitas

a. Data subjektif
Selama pengkajian fisik pasien mungkin melaporkan adanya nyeri, nyeri tekan dan penginderaan yang tidak normal. Informasi yang didapatkan harus dikaji dan didokumentasikan.
b.Data objektif
Pengkajian yang dilakukan untuk mendapatkan data objektif tentang fungsi sistem tubuh dan status kesehatan secara menyeluruh pemeriksaan yang dilakukan berupa pemeriksaan fisik yang terdiri dari pemeriksaan tanda-tanda vital,inspeksi dan polpasi.dengan mengobsevasi postur,gerakan,dan cara berjalan pasien akan diperoleh data mengenai perubahan mobilititas pasien dan adanya rasa nyeri dan ketidak nyamanan, atau gerakan inpolunter (pasikulasi atau kedutan)
c.Tujuan
Sasaran utama pasien dengan gangguan muskuluskletal dapat meliputi peredaran asientas, pemahaman terhadap cara penangan hilangnya nyeri terpeliharanya berfungsi jaringan yang adekuat dan perbaikan mobilitasi fisik
d.Interfensi
1.Gangguan Body Image berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh, sendi, bengkak, deformitas. Dengan tujuan, klien dapat memahami perubahan – perubahan tubuhnya akibat proses penyakit.
2.Nyeri berhubungan dengan perubahan oleh patologis oleh Artritis Rheumatoid. Dengan tujuan, kebutuhan rasa nyaman klien terpenuhi atau klien terhindar dari rasa nyeri.
3.Resiko cidera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot dan sendi, dengan tujuan agar klien terhindar dari cidera
4.Gangguan Aktifitas sehari – hari (deficit self care) berhubungan dengan terbatasnya gerakan. Dengan tujuan, klien akan mandiri sesuai dengan kemampuan dalam memenuhi aktifitas sehari – hari.
5.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan sendi. Degan tujuan, mobilitas persendian klien dapat meningkat
6.Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi. Dengan tujuan klien dan keluarga dapat memahami cara perawatan dirumah

3. Implementasi ( pelaksanaan )
1. - Dorong klien untuk mengungkapkan rasa takut dan cemasnya menhadapi proses penyakit
- Berikan Support yang sesuai
- Dorong klien untuk mandiri
- Memodifikasi lingkungan sesuai dengan kondisi klien
2. - Isterahatkan klien sesuai dengan kondisi (bed rest)
- Pertahankan posisi fisiologis dengan benar atau body alignment yang baik.Hindarkan menggunakan bantal dibawah lutut, tetapi letakkan bantal dinatara lutut, hindari fleksi leher
- Bila direncanakan, klien dapat menggunakan splint atau brace untuk mencegah deformitas lebih lanjut
- Hindari gerakan yang cepat dan tiba – tiba karena dapat menimbulkan dislokasi dan stress pada sendi – sendi
- Lakukan perawatan dengan hati – hati khususnya pada anggota – anggota tubuh yang sakit
- Gunakan terapi panas misalnya kompres hangat pada area/bagian tubuh yang sakit. Panas dapat meningkatkan sirkulasi, relaksasi otot-otot dan mengurangi kekakuan
- Lakukan perawatan kulit dan massase perlahan untuk meningkatkan aliran darah relaksasi otot, dan menghambat impuls – impuls nyeri serta merangsang pengeluaran endorfin
- Memberikan obet – obatan sesuai terapi dokter, misalnya : analgetik, antipiretik, anti imflamasi
3. - Gunakan sepatu yang menyokong, hindarkaqn lantai yang licin, menggunakan pegangan dikamar mandi
- Lakukan latihan ROM untuk meningkatkan mobilitas dan kekuatan otot,mencegah deformitas.
- Obserfasi efek penggunaan obat – obatan misal ada pendarahan pada lambung, hematemesis.
4. - Ajarkan Aktifitas sehari – hari agar klien mulai terkondisi untuk melakukan aktifitas sesuai dengan kemampuannya dan bertahap
- Bantu klien untuk makan, berpakaian, dan kebutuhan lain selama diperlukan.
5. - Bantu klien untuk melakukan ROM aktif maupun pasif
- Rencanakan program latihan setiap hari (dapat bekerjasama dengan dokter dan fisioteraphi)
- Lakukan observasi untuk setiap kali latihan
- Berikan isterahat secara periode
- Berikan Lingkungan yang aman
6. - Tekankan kembali tentang pentingnya latihan atau aktifitas yang dianjurkan, proses penyakit dan keterbatasannya
- Diskusi dan hindarkan peningkatan berat badan
- Berikan jadwal obat – obatan yang ada, dosis aman, tujuan / efek, efek samping, dan tanda keracunan obat
- Jelaskan kepada klien untuk menghindari terjadinya konstipasi
- Jelaskan klien harus periksa ulang

4. Evaluasi
1. Perilaku adaptif sehubungan dengan adanya masalah konsep diri
2. Nyeri dapat berkurang
3. Mampu untuk mealkukan aktifitas sehari – hari
4. Komplikasi dapat dihindari
5. Meningkatkan mobilitas
6. Memahami cara perawatan dirumah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar