Powered By Blogger

Jumat, 23 Juli 2010

askep varicella

A. PENGERTIAN
• Varisela adalah infeksi akut primer oleh Virus Varisela Zoster yang menyerang kulit dan mukosa. Klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral. ( Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran UI )
• Varisela adalah penyakit akut menular yang ditandai oleh vesikel di kulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh Virus Varisela. ( Ngasyiyah, 2000 )
• Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang disertai gejala konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh. ( Mawarti Harahap, 2000 )

B. ETIOLOGI
Penyakit ini disebabkan oleh virus Varisela Zoster. Penamaan virus ini memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan penyakit Varisela, sedangkan reaktivitasnya menyebabkan Herpes Zoster.

C. MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi penyakit ini berlangsung sekitar 8 – 12 hari. Gejala klinis dimulai dengan gejala prodormal yaitu demam yang tidak terlalu tinggi, cepat merasa lemah, lelah, lesu, tidak mau makan, pusing, kadang-kadang sakit perut, sakit punggung, dan anoreksia. Kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini khas berupa tetesan emben (tear drops). Vesikel akan berubah menjadi

pustule dan kemudian menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung, timbul lagi vesikel-vesikel yang baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi. Penyebaran teutama di daerah badan dan kemudian menyerang selaput lendir mata, mulut dan saluran nafas bagian atas. Jika terdapat infeksi sekunder maka akan terdapat pembesaran kelenjar getah bening regional. Penyakit ini disertai rasa gatal.

D. PATHOFISIOLOGI
Virus masuk ke dalam tubuh melaui mukosa traktur respiratorius bagian atas/ orofaring yaitu virus berpindah dari satu orang ke orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk/ bersin penderita dan diterbangkan melalui udara dan kontak langsung melalui kulit yang terinfeksi.
Kemudian virus tersebut mengalami multiplikasi awal setempat dan virus yang menyebar ke pembuluh darah dan saluran limfe (Viremia Primer). Kemudian akan dimakan oleh sel-sel system retikuloendotial. Disini terjadi replikasi virus lebih banyak lagi (pada periode inkubasi). Pada masa ini, infeksi dihambat oleh imunitas non spesifik. Pada kebanyakan individu, replikasi virus lebih menonjol atau lebih dominan dibandingkan imunitas tubuhnya, sehingga dalam waktu 2 minggu setelah infeksi, terjadi viremia yang lebih hebat (Viremia Sekunder). Hal ini menyebabkan panas dan malaise, serta virus menyebar ke seluruh tubuh lewat aliran darah, terutama di kulit dan membran mukosa.

E. EPIDEMIOLOGI
Dapat mengenai semua umur, termasuk neonatus tetapi tersering pada anak atau masa anak-anak. Di Indonesia data mengenai penyakit varisela ini hanya ada di beberapa rumah sakit, sedangkan data di Indonesia secara menyeluruh belum ada.







F. KOMPLIKASI
Cacar air jarang menyebabkan komplikasi. Jika terjadi komplikasi dapat berupa infeksi kulit. Komplikasi yang paling umum ditemukan adalah :
• Bekas luka yang menetap. Hal ini umumnya ditemukan jika cacar air terjadi pada anak yang usianya lebih tua atau cenderung pada orang dewasa.
• Acute Cerebral Ataxia
Komplikasi ini tidak umum ditemukan dan cenderung lebih mungkin tejadi pada anak yang lebih tua. Komplikasi ini ditandai dengan gerakan otot yang tidak terkoordinasi sehingga anak dapat mengalami kesulitan berjalan, kesulitan bicara, gerakan mata yang berganti-ganti dengan cepat. Ataxia ini akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu atau bulan.

Pada beberapa kelompok, cacar air mungkin menyebabkan komplikasi yang serius seperti cacar air yang berat dan seluruh tubuh, pneumonia dan hepatitis yang termasuk dalam kelompok tersebut :
• Bayi dibawah usia 28 hari
• Orang dengan kekebalan tubuh rendah
Komplikasi yang terjadi pada orang dewasa berupa ensefalitis, pneumonia, karditis, glomerulonefritis, hepatitis, konjungtivitis, otitis, arthritis dan kelainan darah (beberapa macam purpura).
Infeksi pada ibu hamil trimester pertama dapat menimbulkan kelainan congenital, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang kelahiran dapat menyebabkan varisela congenital pada neonatus.







G. DIAGNOSIS
Varisela khas ditandai :
- erusi papulovesikuler setelah fase prodormal ringan, atau bahkan tanpa fase prodormal, dengan disertai panas dan gejala konstitusi ringan.
- Gambaran lesi bergelombang, polimorfi dengan penyebaran sentrifugal .
- Sering ditemukan lesi pada membrane mukosa
- Penularannya berlangsung cepat.

Diagnosis laboratorium sama seperti Herpes Zoster, yaitu dengan pemeriksaan sediaan apus secara Tzanc, pemeriksaan mikroskop electron cairan vesikel dan material biopsi, dan Tes Serologik.

H. DIAGNOSIS BANDING
Varisela harus dibedakan dengan Variola. Pada Variola, penyakit lebih berat, gambaran lesi monomorf dan penyebarannya sentripetal (dari bagian akral tubuh baru ke badan)

I. PROGNOSIS
Dengan perawatan yang teliti dan memperhatikan hygiene, prognosis penyakit ini adalah baik.

J. PENCEGAHAN
1. Isolasi
Isolasi ketat di Rumah Sakit dilakukan sampai vesikek mengering.
2. Pemberian VIZG ( Varicella_Zooster Immune Globulin )
3. Pemberian vaksinasi
Yaitu live, attenuated varicella virus vaccine.
Vaksin ini diberikan pada anak usia diatas 12 bulan. Pada anak usia 12 bulan – 12 tahun vaksin dapat diberikan secara subkutan dengan dosis 0,5 ml.

Secara rutin vaksinasi ini dianjurkan pada usia 12-18 bulan. Pemberian dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian vaksinasi lain seperti vaksinasi MMR (Measles Mumps_Rubella).
Sedangkan pada anak usia 13 tahun diberikan dosis 0,5 ml subkutan dengan 2 dosis. Jarak pemberian adalah 4-8 minggu

K. PENGOBATAN
a. Pengobatan Simptomatik
- menghilangkan rasa gatal
- menurunkan panas
b. Menjaga Kebersihan
- terutama pada daerah kuku yang sering digunakan untuk menggaruk
- kebersihan pakaian
c. Pengobatan dengan Anti virus
- acyclovir digunakan secara oral maupun intravena.
- acyclovir oral yaitu tablet 800 mg/hr setiap 4 jam
- 7 sampai 10 hari diberi salep acyclovir 5%
- acyclovir intravena diberikan pada kasus dengan komplikasi berat
d. Setelah Masa Penyembuhan
- perawatan bekas luka dengan mengkonsumsi banyak air dan mineral, vitamin C placebo atau yang alami seperti jus jambu biji, tomat dan anggur
- vitamin E untuk kelembaban kulit, missal minuman dari lidah buaya atau rumput laut
- penggunaan lotion yang mengandung pelembab








BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Riwayat kesehatan dahulu ( pernah menderita penyakit sejenis )
3. Riwayat alergi kulit, reaksi alergi makanan, obat serta zat kimia dan riwayat kanker kulit
4. Kaji kulit melibatkan seluruh area kulit, termasuk membran mukosa, kulit kepala dan kuku
5. kaji vital sign
6. kaji riwayat imunisasi
7. kaji nyeri
8. kaji nutrisi
9. Riwayat kesehatan sekarang ( pernah kontak dengan penderita sejenis, adakah penderita yang sama di lingkungan penderita, sudah dan beberapa lama menderita, kapan gejala terasa. )

B. Diagnosa Keperawatan Prioritas
1 Infeksi berhubungan dengan penyakit ( invasi virus Varisella Zooster )
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi
3. Hipertermi berhubungan dengan penyakit
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan kondisi kulit ( vesikula, pustula, krusta )





C. Nursing C`are Plan

Dx 1 infeksi
NOC
• Klien dapat mengetahui tentang faktor resiko infeksi dan dapat melakukan tindakan pencegahan yang tepat untuk mencegah infeksi
• Jumlah leukosit dalam batas normal
NIC
• Kaji tanda dan gejala infeksi
• Ajarkan klien tanda tanda infeksi
• Tingkatkan intake nutrisi
• Berikan terapi antibiotik
• Pertahankan teknik asepsis
• Kaji kondisi luka kulit


Dx 2 Nyeri akut
NOC :
• Pasien mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri menggunakan teknik nonfarmakologi untuk, untuk mengurangi nyeri mencari bantuan).
• Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri).
• Tanda vital dalam rentang normal.







NIC :
• Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
• Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan.
• Ajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri.
• Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
• Pilih rute pemberian secara intravena atau intramuscular untuk pengobatan nyeri.
• Evaluasi aktivitas analgesic tanda dan gejala.


Dx 3 Hipertermi
NOC :
• Suhu tubuh dalam rentang normal.
• Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak pusing serta pasien merasa nyaman.
• Nadi dan RR dalam rentang normal.
NIC :
• Monitor suhu sesering mungkin.
• Monitor warna dan suhu kulit.
• Monitor tekanan darah, nadi dan RR
• Berikan antipiretik.
• Berikan intravena.
• Kompres pasien pada lipat paha dan aksila.
• Monitor intake dan output





Dx 4 Kerusakan integritas kulit
NOC :
• Menunjukkan perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cidera berulang.
• Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami.

NIC :
• Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar.
• Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.
• Mobilisasi pasien setiap 2 jam sekali.
• Monitor kulit akan adanya kemerahan.
• Oleskan lotion / minyak baby oil pada daerah yang tertekan.
• Monitor status nutrisi pasien

















BAB III
KESIMPULAN


• Varisela adalah infeksi akut primer oleh Virus Varisela Zoster yang menyerang kulit dan mukosa. Klinis terdaoat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral.
• Penyakit ini disebabkan oleh virus Varisela Zoster. Penamaan virus ini memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan penyakit Varisela, sedangkan reaktivitasnya menyebabkan Herpes Zoster.
• Pada beberapa kelompok, cacar air mungkin menyebabkan komplikasi yang serius seperti cacar air yang berat dan seluruh tubuh, pneumonia dan hepatitis yang termasuk dalam kelompok tersebut :
1. Bayi dibawah usia 28 hari
2. Orang dengan kekebalan tubuh rendah
• Perikarditis, glomerulonefritis, hepatitis, konjungtivitis, otitis, arthritis dan kelainan darah (beberapa macam purpura).
Infeksi pada ibu hamil trimester pertama dapat menimbulkan kelainan congenital, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang kelahiran dapat menyebabkan varisela congenital pada neonatus.










DAFTAR PUSTAKA


Djuanda, Adhi, dkk. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI : Jakarta.
Graham, Robin, dkk. 2005. Lecture Notes Dermatologi. Erlangga : Jakarta.
Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates : Jakarta.
Whaley & Wong’s. 2002. Nursing Care of Infants and Children. Mosby : America.
Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. EGC : Jakarta.
www.indomedia.com
www.mafia.or.id
www.sehatgroup.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar