Powered By Blogger

Jumat, 23 Juli 2010

askep hipertensi

A. Konsep Dasar Medis Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi didefenisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sisttoliknyan diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi manula hipertensi didefenisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Brunner end Suddarth, 2002, hal: 896)
Hipertensi adalah tekanan darah arteri diatas 140/90 mmHg, walaupu sejumlah ahli menetapkan tingkat sistolik 160: dan tingginya tergantung usia. (Ovedoff David, 2002, hal: 1049).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg, atau jika pasien memakai obat anti hipertensi.( Arif Mansjoer, 2002, hal : 518).
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat. (http://www.info-sehat.com).


2. Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
a. Anatomi Kardiovaskuler














Gambar 1. Anatomi Jantung, sumber : Reinhard V. Putz & Reinhard Pabst, SABOTTA, 2005.

Sistem kardiovaskuler terdiri atas jantung dan pembuluh-pembuluh darah. Jantung terletak dalam mediastinum rongga dada antara kedua paru-paru. Pericardium terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan dalam (viceralis) dan bagian luar (parietalis) yang dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas untuk mengurangi gesekan jantung. jantung terdiri dari tiga lapisan, lapisan terluar disebut epicardium, lapisan tengah myocardium, dan terdalam disebut endocardium.
a. Bilik Jantung
Jantung terdiri atas 4 (empat) bilik yaitu:
1) Atrium kanan
Atrium kanan adalah salah satu sisi kanan dari jantung dan sebagian besar membentang di belakang sternum.
2) ventrikel kanan
Ventrikel kanan adalah bilik dengan dinding yang tebal membentuk sebagian besar jantung depan. Pintu katub arterio ventrikuler kanan (trikuspid) pada sisi ventrikuler merupakan pintu anterior ventrikuler kanan. Istium pulmonalis ke dalam artei pulmonalis adalah ujung sebelah atas dari ventrikel dan di jaga oleh katub pulmonalis yang terdiri dari tiga buah daun selular.
3) Atrium kiri
antrium kiri adalah ruangan dengan dinding yang tipis terletak di sebelah belakang dari jantung, dua buah Vena pulmonalis memasuki masing-masing sisinya, membawa darah dari paru-paru, antrium terbuka di sebelah bawah ke dalam ventrikel kiri melalui ostium atrioventrikuler kiri.
4) Ventrikel kiri
Ventrikel kiri adalah rongga dengan dinding yang tebal pada bagian kiri dan belakang dari jantung, dinding tersebut tiga kali lebih tebal dari dinding ventrikel kanan. Katub atrioventikuler kiri (mitral) mengelilingi ostium-ostium ventrikuler kiri pada sisi ventikuler mempunyai dua katub. Pembatasan dari masing-masing katub tersebut melekat pada korda tendince. jaringan pada jantung miokardium dan perikardium.
b. Arteri koronaria
Kanan dan kiri mensupali dindinh jantung dengan darah. Arteri tersebut berasal dari aorta tepat di atas katub aorta dan menjalar ke bawah permukaan dari sisi kanan dan kiri jantung secara berurutan, melepaskan percabangan dari sisi kanan dan kiri jantung secara berurutan, melepaskan percabangan ke dalam miokardium. Kedua arteri tersebut mensuplai sisi jantung berurutan tetapi terdapat masing-masing variasi pada beberapa organ arteri mensuplai bagian ventrikel kiri. Terdapat relative sedikit anastomasis diantara arteri kanan dan kiri.
c. Siklus jantung
Siklus jantung adalah serangkaian kejadian selama satu kalai jantung berdenyut. Siklus tersebut terjadi dalam 2 fase yaitu fase systole dan diastole. Systole adalah periode dari kontraksi otot jantung memerlukan waktu 3 detik. sedangkan diastole periode keseluruhan yang diikuti dengan periode kontraksi.
d. Curah jantung
Curah darah pada jantung tergantung pada :
1) Kecepatan jantung: pada saat istirahat biasanya sekitar 70 kali permenit.
2) Storke Volume: darah yang dikeluarkan dari ventrikel setiap kali berdenyut. Pada keadaan istirahat biasanya sekitar 70 ml. Pada latihan ringan meningkat sampai 125 ml.
Pada awal kontraksi ventrikel dengan tubuh dalam keadaan istirahat mengandung 120 ml. kira-kira 50 ml tersisa dalam ventrikel pada setiap denyutan.
Jumlah darah yang dikeluarkan setiap menit adalah sekitar 5 liter, kecepatan denyut jantung dikendalikan oleh:
1) Sebagian besar oleh penurunan stimulasi melalui serat syaraf parasimpatis (vagal).
2) Akan tertunda sedikit oleh stimulasi melalui saraf simpatis.
e. Sirkulasi Sistemik.
Dinding pembuluh darah terdiri dari: lapiran luar disebut tunika adventisia, bagian tengah yang berotot disebut tunika media, sedangkan bagian dalam yaitu lapisan endotelnya disebut tunika intima. Sirkulasi sistemik terbagi atasa lima yaitu: arteria, arteriole, kapiler, venuladan vena.
f. Sirkulasi koroner.
Efesinsi jantung sebagai pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenasi otot jantung. Sirkulais koroner meliputi seliputi seluruh permukaan jantung, membawa oksigen dan nutrisi ke miokardium melalui cabang-cabang intramiokardial yang kecil-kecil.
3. Klasifikasi Hipertensi menurut WHO Berdasarkan Tekanan Sistolik dan Diastolik
Table 1. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normotensi
Hipertensi ringan
Hipertensi perbatasan
Hipertensi sedang dan berat
Hipertensi sistolik terisolasi
Hipertensi sistolik perbatasan < 140
140 – 180
140 – 160
> 180
> 140
140 - 160 <90
90 – 105
90 – 95
> 105
< 90
< 90

Sumber: Mansjoer Arif dkk, Kapita Selekta Kedokteran, 2000, hal : 519
Sedangkan klasifikasi hipertensi menurut WHO berdasarkan tekanan diastolik, yaitu:
a. Hipertensi derajat I, yaitu jika tekanan diastoliknya 95-109 mmHg.
b. Hipertensi derajat II, yaitu jika tekanan diastoliknya 110-119 mmHg.
c. Hipertensi derajat III, yaitu jika tekanan diastoliknya lebih dari 120 mmHg. (http://www.medicastore.com)



4. Etiologi

Secara umum Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah tepi dan peningkatan volume aliran darah.
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
a. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi). Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
a. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya penyakit lain. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB), Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu maka tekanan darah biasanya akan kembali normal, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.

Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder :
1). Penyakit Ginjal
2). Kelainan Hormonal
3). Obat-obatan
a) Kortikosteroid
b) Siklosporin
c) Eritropoietin
d) Kokain
e) Penyalahgunaan alkohol
f) Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
(http://www.medicastore.com)
5. Manifestasi Klinik
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus.. Hipertensi dapat diketahui dengan mengukur tekanan darah secara teratur, namun keluhan yang mungkin timbul akibat hipertensi antara lain yaitu nyeri di daerah kepala bagian belakang, mimisan, penglihatan yang kabur, kelemahan pada otot, mual, dan muntah. (http://www.info-sehat.com)
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium : pemeriksaan darah rutin yang perlu dilakukan yaitu Hematokrit, Ureum dan Kreatinin untuk menilai fungsi ginjal. selain itu juga pemeriksaan elektrolit untuk melihat kemungkinan adanya kelainan hormonal aldosteron. pemeriksaan kolesterol, kadar gula darah, dan kadar asam urat.
b. Elektrokardiogram : untuk mengetahui tanda-tanda hipertrovi Ventrikel kiri dan kanan.
c. Radiologi : melihat gambar rontgen thorax posisi Posteo-anterior apakah terjadi pembesaran jantung, dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada sadium payah jantung hipertensi.
7. Penatalaksanaan
a. tindakan Konservatif :
1) modifikasi diet
- pembatasan Natrium
- penurunan masukan kolesterol dan lemak jenuh
- penurunan masukan kalori untuk mengontrol berat badan
- menurunkan masukan minuman alkohol
2) menghentikan merokok
3) penatalaksanaan stress
4) program latihan regular untuk menurunkan berat badan
b. Farmakoterapi, ini dilakukan jika tindakan konservatif gagal. salah satu dari berikut dapat digunakan :
1). diuretic
2). penyekat beta adrenergic
3). penyekat saluran kalsium
4). penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE)
c. pengurangan dosis obat, obat kedua dari kelas yang berbeda dapat ditambahkan atau penggatian obat lain dari kelas yang berbeda.
d. Evaluasi lanjut atau rujukan pada spesialis.
(Barbara Engram, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, 1999,hal : 368).

B. KONSEP DASAR GIZI IBU HAMIL
1. kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan adalah dimulainya pembuahan sel telur oleh sperma sampai dengan lahirnya janin; kehamilan normal 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari): dihitung dari hari pertama haid s/d hari terakhir.
b. Tanda-tanda kehamilan
1). Tidak mendapat haid paling sedikit 2(dua) bulan berturut-turut
2). Timbul rasa mual, muntah-muntah dan pusing terutama pada pagi hari
3). Tidak ada nafsu makan
4). Kadang-kadang mengidam atau menginginkan makanan yang jarang ada atau tidak pernah dimakannya
c. yang seyogyanya ibu lakukan guna menjamin pertumbuhan bayi yang sehat dalam kandungan
1). Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin minimal 4(empat) kali selama kehamilan
2). (asuhan antenatal)
3). Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
4). Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang
5). Cukup istirahat
6). Merawat payu dara
7). Minum TTD sekurang-kurangnya 90 tablet selama hamil
d. asuhan antenatal (perawatan kehamilan)
Asuhan antenatal adalah suatu program terencana berupa observasi, pendidikan dan penanganan medis oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan) pada Ibu hamil untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang bersih dan aman.
Tujuan Asuhan Antenatal (Perawatan Kehamilan) :
1). Mengikuti dan mengetahui kesehatan ibu dan janin, sehingga apabila ada kelainan bisa segera diatasi.
2). Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan bayi.
3). Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, riwayat kebidanan dan pembedahan.
4). Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, baik ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5). Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
6). Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
7). Memberikan informasi tentang kesehatan dan KB sekaligus mempersiapkan penggunaan alat/obat kontrasepsi setelah melahirkan.
8). Tinggi badan kurang dari 145 cm
9). Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
10).Mempunyai riwayat penyakit menahun.
Yang harus diwaspadai dan dianjurkan bersalian pada tenaga kesehatan yaitu :
1). Umur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
2). Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
3). Pernah melahirkan lebih dari 4 kali
4). Mengalami kesulitan pada persalinan yang lalu
5). Tinggi badan kurang dari 145 cm.
6). Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
7). Mempunyai riwayat penyakit menahun
Pelayanan yang diperoleh pada antenatal
1). Penimbangan berat badan.
2). Pengukuran tekanan darah.
3). Pengukuran tinggi kandungan rahim
4). Pemberian imunisasi TT lengkap.
5). Pemberian tablet besi 90 tablet selama hamil
6). Tes terhadap penyakit menular seksual
7). Temu wicara/konseling sesuai kebutuhan
e. imunisasi TT
1). Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi baru lahir
2). Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan TT lengkap.
f. kunjungan ibu hamil ke fasilitas kesehatan Minimal 4 kali selama
kehamilan yaitu :
1). Satu kali kunjungan pada triwulan I
2). Satu kali kunjungan pada triwulan II
3). Dua kali kunjungan selama triwulan III
(www.pdffactory.com)


2. Gizi Ibu Hamil
a. Kebutuhan Gizi
defisiensi gizi selama kehamilan dapat memberikan efek yang merugikan bai bagi ibu maupun anaknya. kemungkinan besar makanan ibu rendah akan zat besi, seng, asam folat, dan vitamin D yang kurang. (Mary Courtney Moore, 1997, hal :25)

b. Masalah yang timbul apabila ibu hamil kekurangan gizi
Anemi gizi dan Kurang Energi Kronik (KEK), hal ini dapat menyebabkan risiko :
1). Pada ibu merasa cepat lelah dan pusing, muka pucat, merasa kesemutan pada tangan dan kaki.
2). Pada ibu mudah terserang penyakit
3). Gangguan pertumbuhan janin
4). Melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
5). Kesehatan pada waktu persalinan (Terjadinya perdarahan pada saat atau sesudah persalinan)
6). Keguguran
7). Kuantitas dan kualitas ASI berkurang
8). Bayi lahir sebelum waktunya
9). Kematian bayi
c. fungsi Vitamin A bagi tubuh :
1). Fungsi penglihatan
2). Pertumbuhan sel dan jaringan
3). Pertumbuhan tulang dan gigi
4). Mencegah kelainan bawaan
5). Kesehatan kulit
6). Menjaga kelembaban dan kejernihan selaput lendir/benang mata
7). Memungkinkan mata dapat melihat dengan baik dalam keadaan kurang cahaya sore/senja hari.
8). Pada ibu nifas akan meningkatkan mutu vitamin A dalam ASI sehingga bayi akan mendapatkan vitamin A yang cukup dari ASI

d. akibat kekurangan yodium pada ibu hamil
Dapat menyebabkan penyakit gondok, kerdil pada bayi yang dilahirkan, dan gangguan kecerdasan (IQ rendah).
(www.pdffactory.com)

e. Komplikasi-komplikasi kehamilan dengan implikasi Gizi
1). Mual dan Muntah
mual dan muntah atau “morning sickness” sering terjadi pada trimester pertama. mual dan muntah dapat mengganggu status gizi dan mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit.
2). Konstipasi
konstipasi merupakan hal yang paling sering terjadi selama separuh terakhir dari kehamilan. hal ini akibat dari menurunnya motilitas dari saluran cerna, meningkatnya kadar progesterone, dan menurunnya aktivitas fisik.
3). Hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan
hipertensi yang diinduksi kehamilan ditandai dengan hiopertensi Albuminemia dan edema yang berlebihan.hal ini biasanya terjadi pada trimester ketiga kehamilan. penyebab tidak diketahui, tirah baring merupakan pengobatan yang dapat digunakan untuk hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan.
4). Diabetes
pengontrolan kadar gula darah yang buruk selama kehamilan dapat meningkatkan jumlah malformasi kongenital dan jumlah kematian janin. oleh karena itu sangat penting bagi ibu hamil yang menderita Diabetes untuk mengontrol gula darah sebelum terjadi kehamilan.
(Mary Courtney Moore, 1997, hal :31)

C. KONSEP DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN
1 Pengertian
Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah : suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula (Notoatmodjo Soekardjo, 2004, hal. 147).
Masalah-masalah yang ada dalam kesehatan lingkungan :
a. Perumahan
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia
1) Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah
a). Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan sosial, maksudnya membangun suatu rumah harus memperhatikan tempat di mana rumah itu didirikan
b). Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat. Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya. Untuk itu, bahan-bahan setempat yang murah misalnya bambu, kayu, atap rumpia dan sebagainya adalah merupakan bahan-bahan pokok pembuatan rumah
c). Teknologi yang dimiliki oleh masyarakat
Pada dewasa ini teknologi perumahan sudah begitu maju dan begitu modern. Akan tetapi modern ini sangatlah mahal dan kadang-kadang tidak dimengerti oleh masyarakat. Rakyat pedesaan bagaimanapun sederhananya sudah mempunyai teknologi perumahan sendiri yang dipunyai turun-temurun.
d). Kebijaksanaan (peraturan-peraturan) pemerintah yang menyangkut guna tanah. Untuk hal ini, bagi perumahan masyarakat pedesaan belum merupakan problem, namun di kota sudah menjadi masalah yang besar.
2) Syarat-syarat rumah yang sehat
a). Bahan bangunan
(1) Lantai : ubin atau semen yang baik, namun tidak cocok untuk kondisi ekonomi pedesaan. Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan
(2) Dinding tembok adalah baik, namun disamping mahal, tembok sebenarnya tidak cocok untuk daerah tropis lebih-lebih bila ventilasinya tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis khususnya di pedesaan lebih baik dinding atau papan. Sebab mungkin jendela tidak cukup, maka lubang-lubang pada dinding atau papan tersebut merupakan ventilasi dan dapat menambah penerangan alamiah
(3) Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Di samping atap genteng adalah cocok untuk di daerah tropis, juga dapat dijangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri
b). Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi, antara lain :
(1) Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar
(2) Fungsi kedua adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus-menerus
(3) Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap di dalam kelembaban.
Ada 2 (dua) macam ventilasi, yakni :
(1) Ventilasi alamiah, di mana aliran udara di dalam ruangan tersebut terjadi secara almiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya
(2) Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin penghisap udara.
c). Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak
Cahaya dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
(1) Cahaya alamiah ; matahari
(2) Cahaya buatan ; menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api, dan sebagainya
d). Luas bangunan rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya
e). Fasilitas-fasilitas di dalam rumah sehat
(1) Penyediaan air bersih yang cukup
(2) Pembuangan tinja
(3) Pembuangan air limbah (air bekas)
(4) Pembuangan sampah
(5) Fasilitas dapur
(6) Ruang berkumpul keluarga

b. Penyediaan air bersih
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci dan sebagainya.
Syarat-syarat air minum yang sehat :
1) Syarat fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening, tak berwarna, dan tidak berasa
2) Syarat bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri terutama bakteri patogen
3) Syarat kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia di dalam air akan menyebabkan gangguan psikologis pada manusia
c. Pembuangan kotoran manusia
Yang dimaksud dengan kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini membentuk tinja (feces), air seni (urine) dan CO2 sebagai hasil dari proses pernafasan. Pembuangan kotoran manusia di dalam hal ini dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan urine yang umumnya disebut latrine (jamban/kakus)
1) Pengelolaan pembuangan kotoran manusia
Untuk mencegah atau mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan, maka pembuangan kotoran harus disuatu tempat tertentu. Suatu jawaban yang disebut sehat untuk daerah pedesaan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
a). Tidak mengotori permukaan tanah disekeliling jamban tersebut
b). Tidak mengotori permukaan air disekitarnya
c). Tidak mengotori tanah disekitarnya
d). Tidak menimbulkan bau
e). Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa serta binatang-binatang lainnya
f). Mudah digunakan dan dipelihara
g). Sederhana desainnya
h). Murah
2) Persyaratan-persyaratan yang dapat dipenuhi antara lain :
a). Sebaiknya jamban tersebut, artinya bangunan jamban terlindung dari panas dan hujan, serangga, dan binatang-binatang lain, terlindung dari pandangan orang (privacy)
b). Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat dan sebagainya
c). Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau, dan sebagainya
d). Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih
c. Air Limbah
air limbah atau air buangan sisa adalah sisa air yang dibuang, berasal dari rumah tangga, industri maupun dari tempet-tempet umum lainnya.
Syarat-syarat SPAL (Saluran Pembuangan air limbah)
1) Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber air minum
2) Tidak mengakibatkan pencemaran terhadap permukaan tanah
3) Tidak menyebabkan pencemaran atau air untuk mandi, perikanan, air sungai, atau tempat-tempat rekreasi
4) Tidak dapat dihinggapi serangga dan tikus serta tidak menjadi tempat berkembang biaknya berbagai bibit penyakit dan vektor
5) Tidak terbuka kena udara luar (jika tidak diolah) serta tidak dapat dicapai oleh anak-anak
6) Baunya tidak mengganggu

Cara pengelolaan air limbah secara sederhana
Pengolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup terhadap pencemaran air limbah tersebut
Cara sederhana pengolahan air buangan antara lain sebagai berikut :
1) Pengeceran (dilution)
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi dengan makin bertambahnya penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak, dan diperlukan air pengeceran terlalu banyak pula, maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi
2) Kolam oksida (oxidation ponds)
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan daerah yang terbuka, sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik
3) Irigasi
Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali, dan air akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan
4) Sampah dan pengelolaannya
Sampah adalah suatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia
Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat karena dari sampah-sampah tersebut akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri patogen) dan juga binatang serangga sebagai pemindah atau penyebar penyakit (vektor)
Cara-cara pengelolaan sampah antara lain :
a). Pengumpulan dan pengangkutan sampah
Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh sebab itu, mereka harus membangun atau mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah, kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut harus diangkut ke tempat penampungan sementara (TPS) sampah, dan selanjutnya ke tempat penampungan akhir (TPA)
b). Pemusnahan dan pengolahan sampah
Pemusnahan dan atau pengolahan sampah padat ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain :
(1) Di taman (landfill), yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang di tanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah
(2) Dibakar (inceneration), yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar di dalam tungku pembakaran (incenerator)
(3) Dijadikan pupuk (composting), yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk (kompos), khususnya untuk sampah organik, daun-daunan, sisa makanan, dan sampah lain yang dapat membusuk
c) Air limbah dan pengelolaannya
Air limbah atau air buangan adalah sisa air buangan yang berasal dari rumah tangga, industri, tempat-tempat umum lainnya yang pada umumnya mengandung bahan-bahan aatau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup.
Dampak yang ditimbulkan dari lingkungan yang tidak memenuhi syarat :
(1) Menjadi tempat penyebaran berbagai penyakit, terutama : Kolera, Typus, Diare.
(2) Menjadi tempat perkembangan penyakit, Menimbulkan bau dan pandangan tidak sedap.

D. Konsep Dasar Keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup dengan keterkaitan aturan dan emosional dari individu yang mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian keluarga ((Friedman, 1998) dikutip oleh Suprajitno, 2004, hal : 1)).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anak-anaknya (UU No. 10 tahun 1992 dikutip oleh Suprajitno 2004 hal :1)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah sutu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Departemen Kesehatan R.I, 1988, dikutip oleh Effendy Nasrul 1998, hal : 32).
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya :
a. Partilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilinear adalah keluarga saudara yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi di mana hubungan disusun melalui jalur garis ibu
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
e. Keluarga kawinan adalah sepasang suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri
3. Tipe / Bentuk Keluarga (Suprajitno, 2004, Hal. 2)
a. Nuclear Family keluarga inti adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya.
b. Extended Family keluarga besar adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (Kakek, Nenek, Paman, Bibi)
c. Dyadic Family keluarga bentukan kembali adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya
d. Single Parent Family orang tua tunggal adalah keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya
e. The unmarried tenage mother dengan anak tanpa perkawinan
f. The single adult living alone orang dewasa laki-laki atau perempuan yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah
g. The non matreial heterosesksual, biasanya dapat dijumpai pada daerah kumuh perkotaan (besar), tetapi pada akhirnya mereka dinikahkan oleh pemerintah daerah (kabupaten / kota) meskipun usia pasangan tersebut telah tua demi status anak-anaknya


4. Fungi Keluarga (Suprajitno, 2004 hal. 13)
Secara umum fungsi keluarga (friendman, 1998) yaitu :
a. Fungsi afektif (the affection function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota kleuarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibentuk untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga
b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement function) adalah fungsi mengembangnya dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi untuk reproduksi (the reproductive function) adalah funsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu, meningkatkannya penghasilan untuk memenuhi keluarga.
e. Fungsi perawatan pemeliharaan kesehatan (the health care function) yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memilki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.


5. Tahap perkembangan keluarga {(Duvall, 1985) dikutip oleh Suprajitno, 2004, hal : 3-4)}
a. Keluarga baru menikah
b. Keluarga dengan anak lahir (usia anak tertua sampai 30 bulan)
c. Keluarga dengan anak pra sekolah (usia anak tertua 2-5 tahun)
d. Keluarga dengan anak usia sekolah (usia anak tertua 6-12 tahun)
e. Keluarga dengan anak usia remaja (usia anak tertua 13-20 tahun)
f. Keluarga sudah melepas anak yang sudah dewasa (anak-anaknya meninggalkan rumah)
g. Keluarga lansia
Menurut Carter dan Mc Goldrick, 1989 yang dikutip oleh Suprajitno 2004. hal :3-4 tahap perkembangan keluarga.
a. Keluarga antara masa bebas (pacaran) dewasa muda
b. Terbentuknya keluarga baru melalui suatu perkawinan
c. Keluarga yang memilki anak usia muda (anak usia bayi sampai usia sekolah)
d. Keluarga yang memilki anak dewasa
e. Keluarga yang mulai melepas anaknya untuk keluar rumah
f. Keluarga lansia
6. Tugas keluarga yang sesuai dengan tahap perkembangan (Suprajitno, 2004.hal. 4)
a. Keluarga baru menikah
1) Membina hubungan intim yang memuaskan
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial
3) Mendiskusikan rencana memilki anak
b. Keluarga dengan anak baru lahir
1). Mempersiapkan menjadi orang tua
2). Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga hubungan seksual dan kegiatan
3). Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya
c. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
1). Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misalnya kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman
2). Membantu anak untuk bersosialisasi
3). Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anaknya yang lain (tua) juga harus terpenuhi
4). mempertahankan hubungan yang sehat, baik daam maupun dari luar keluaga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
5). Pembagian waktu individu, pasangan dan anak (biasanya keluarga mempunyai tingkat kerapatan yang tinggi)
6). Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7). Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak

d. Keluarga dengan anak usia sekolah
1). Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar ruamh, sekolah dan lingkungan lebih luas (yang tidak/kurang diperoleh dari sekolah atau masyarakat)
2). Mempertahankan keintiman pasangan
3). Memnuhi kebutuhan yang meningkat, termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja
1). Memberikan kebiasaan yang seimbang dan bertanggung jawab, mengingat remaja adalah seorang dewasa muda dan mulai memilki otonomi
2). Mepertahankan hubungan intim dalam keluarga
3). Mempertahankan komunikasi terbuka anak dan orang tua, hindari terjadinya perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
4). Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota) keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga
f. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
1). Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar
2). mempertahankan keintiman pasangan
3). Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat
4). Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan di rumah
g. Keluarga dengan usia pertengahan
1). Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan
2). Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya
3). Meningkatkan keakraban pasangan
h. Keluarga usia tua
1). Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling menyenangkan pasangannya
2). Adaptasi keluarga terhadap perubahan yang akan terjadi, kehilangn pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan keluarga
3). Mempertahankan live review masa lalu
Tugas-tugas keluarga (Effendi Nsrul, 1998 hal.37)
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
b. Pemeliharaan sumber daya yang ada dalam keluarga
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing
d. Sosialisasi antar anggota keluarga
e. Pengaturan jumlah anggota kewarga
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
g. Penetapan anggota keluargadan masyarakat yang lebih luas
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarganya
7. Ciri-ciri keluarga
a. Diikat dalam satu tali perkawinan
b. Ada hubungan darah
c. Ada ikatan batin
d. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
e. Ada pengambil keputusan
f. Kerja sama diantara anggota keluarga
g. Komunikasi interaksi antaraanggota keluarga
h. Tinggal dalam satu rumah

E. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga
Keperawatan keluarga adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia ( Suprajitno, 2004 hal.22)
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar pada standar praktik keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (Suprajitno, 2004 hal.27)
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga (Suprajitno, 2004 hal.72). Asuhan keperawatan ini bertujuan menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga.
Metode proses keperawatan merupakan metodologi penyelesaian masalah kesehatan klien secara ilmiah berdasarkan pengetahuan ilmiah, serta teknologi kesehatan keperawatan meliputi tahapan-tahapan :
1. Pengkajian
Pengkajian keluarga adalah suatu tahapan ketika seseorang perawat mengumpulkan informasi secara terus-menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan awal pelaksanaan askep keluarga. (Suprajitno, 2004 hal 29)
Pengkajian perawatan adalah sekumpulan tindakan yang digunakan perawat untuk mengukur keadaan pasien/keluarga dengan memakai patokan norma-norma kesehatan pribadi maupun sosial serta integritasi dan kesanggupan untuk mengatasi masalah. (H. Zaidin Ali, 2002 hal. 33)
Proses Pengkajian :
a. Membina hubungan yang baik
Hubungan yang baik antara perawat klien (keluarga)merupakan modal utama pelaksanaan asuhan keperawatan hubungan tersebut dapat dibentuk menerapkan komunikasi terapeutik yang merupakan strategi perawat untuk memberikan bantuan kepada klein untuk memnuhi kebutuhan kesehatannya.
1). Diawali dengan perawat memperkenalkan diri sopan dan ramah
2). Menjelaskan tujuan kunjungan
3). Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga
4). Menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan
5). Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang menjadi jaringan perawat
b. Pengkajian awal : Pengkajian ini berfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan
c. Pengkajian lanjutan (tahap kedua) : Pengkajian lanjutan untuk memperoleh data yang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal.
 Pengumpulan data (informasi) dari keluarga dapat menggunakan metode wawancara, observasi fasilitas dalam rumah, pemeriksaan fisik pada anggota keluarga

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah menyatakan yang dirumuskan berdasarkan data yang terkumpul dan berupa rumusan tentang respon terhadap masalah kesehatan serta faktor penyebab yang berkontribusi terhadap timbulnya masalah yang perlu diatasi dengan tindakan atau intervensi keperawatan (Suprajitno, 2004 hal.24).
Diagnosa keperawatan merupakan pernyataan yang menggambarkan respon individu terhadap masalah kesehatan yang dapat dilakukan dengan intervensi keperawatan.
Komponen-kompenen diagnosa keperawatan :
a. Masalah (Poblem, P) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhi kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota (individu) keluarga.
b. Penyebab (Etiology,E) adalah suatu pernyataan yang dapat menyababkan masalah dengan mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga, memelihara lingkungan, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Tanda (Sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang mendukung masalah dan penyebab. ( Suprajitno, 2004 hal. 42)
Tipologi diagnosa keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga komponen :
a. Diagnosa aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh anggota keluarga dan memerlukan bantuan perawat dengan cepat.
b. Diagnosa resiko/resiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat.
c. Diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga telah mampu memenuhi kesehatannya yang memungkinkan dapat ditingkatkannya. (Suprajitno, 2004 hal.42-43).

Penilaian (skoring) diagnosa keperawatan
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan lebih dari satu. Proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya (1978).
Proses skoringnya untuk setiap diagnosis keperawatan :
a. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.
b. Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
Skor yang diperoleh
Skor tertinggi
c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria ( skor maksimum sama dengan jumlah bobot, yaitu 5)




Tabel 2. Skoring diagnosa keperawatan menurut Bailon dan Maglaya (1978). (Suprajitno, 2004, hal: 46)
No. Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah
Skala : Tidak/kurang sehat
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera

3
2
1 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala : Mudah
Sebagian
Tidak dapat
2
1
0 2
3. Potensial masalah untuk dicegah
Skala : Tinggi
Cukup
Rendah
3
2
1 1
4. Menonjolnya masalah
Skala : Masalah berat, harus segera ditangani
Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan
2
1
0 1

Penentuan prioritas sesuai dengan kriteria skala :
a. Untuk kriteria, prioritas utama pada tidak atau kurang sehat karena perlu tindakan segera dan biasanya disadarai oleh keluarga.
b. Untuk kriteria kedua perlu diperhatikan :
1). Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah.
2). Sumber daya keluarga : fisik, keluarga, dan tenaga.
3). Sumber daya perawat : pengetahuan, keterampilan, dan waktu.
4). Sumber daya lingkungan : fasilitas, organisasi, dan dukungan.
c. Untuk kriteria ketiga perlu diperhatikan :
1). Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.
2). Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu.
3). Tindakan yang sedang dijalankan ataua tepat untuk memperbaiki masalah.
4). Adanya kelompok yang berisiko untuk dicegah agar tidak aktual dan menjadi parah.
d. Untuk kriteria keempat, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga menilai masalah keperawatan tersebut.
Penyusunan prioritas diagnosa keperawatan.
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tertinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Namun, perawat perlu mempertimbangkan juga persepsi keluarga terhadap masalah terhadap masalah keperawatan mana yang perlu diatasi segera.
Setelah merumuskan diagnosis keperawatan, perawat menyusun rencana asuhan keperawatan keluarga (Family Nursing Care).
(Suprajitno, 2004, hal: 49).
Metode sederhana dalam menyusun rencana asuhan keperawatan
Diagnosa Keperawatan Rencana Askep
Masalah (P) Digunakan untuk merumuskan tujuan umum-khusus atau tujuan jangka panjang-pendek
Penyabab (E) Digunakan untuk merumuskan kriteria standar/hasil yang diharapkan sebagai tolak ukur suatu keberhasilan
Tanda (S) Selanjutnya merumuskan rencana tidakan/ intervensi keperawatan

3. Perencanaan Keperawatan Keluarga (Family Care Plan) (Suprajitno, 2004, hal:24)
Perencanaan-perancanaan askep (nursing care plan) adalah acuan tertulis yang terdiri dari berbagai intervensi keperawatan yang direncanakan dapat mengatasi diagnosis keperawatan sehingga klien dapat terpenuhi kebutuhan dasarnya. Sifat intervensi keperawatan yang dpat dilakukan perawat, yaitu bersifat bantuan, bersifat higienis, bersifat rehabilitasi, bersifat suportif, bersifat preventif, bersifat observasi, dan memberikan informasi yang akurat memuaskan tentang pengobatan.
Perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang berdasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada penyebab. Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan standar.
Rencana indakan keperawatan atau penerimaan keluarga, meliputi kegiatan yang bertujuan :
a. Mentimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan dengan cara :
1). Memberikan informasi yang tepat.
2). Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan.
3). Mendorong sikap emosi untuk memutuskan konsekuensi tipe tindakan.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara :
1). Mengidentifikasi konsukuensinya bila tidak melakukan tindakan.
2). Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimilki dan ada di sektira keluarga.
3). Mendiskusikan tentang konsekuensi tipe tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara :
1). Mendemontrasikan cara perawatan.
2). Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah.
3). Mengawasi keluarga melakukan perawatan.
d. Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi) lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga, dengan cara :
1). Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga.
2). Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di sekitarnya, dengan cara :
1). Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di sekitar
2). Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
4. Implementasi
Implementasi merupakan bagian aktif asuhan keperawatan yaitu melakukan tindakan sesuai rencana ( Suprajitno, 2004 hal. 24)
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, dasarkan kepada rencanan asuhan keperawatan yang telah di susun. Pada kegiatan implementasi, perawat perlu melakukan kontak sebelumnya (saat mensosialisasikan diagnosis keperawatan) untuk pelaksanaan yang meliputi kapan dilaksanakan, berapa lam waktu yang dibutuhkan, materi/topik yang di diskusikan, siapa yang melaksanakan anggota keluarga yang perlu mendapat informasi (sasaran langsung implemetasi) dan (mungkin) peralatan yang perlu disiapkan keluarga.
Hasil implementasi yang efektif dan efisien akan diperoleh secara maksimal jika membuat suatu rencana kegiatan yang terstruktur.
Dalam tahap ini, perawat perlu merencanakan secara sistematis dan berurutan secara bertingkat berdasarkan rencana tindakan yang telah di susun.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain. Evaluasi di susun dengan mengguanakan SOAP yang operasional dengan pengertian.
S : Adalah ungkapan perasaan dan keluahan yang dirasakan secara subjektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O : Adalah keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang objektif setelah implementasi keperawatan.
A : Merupakan analisis perawat setelah mengetahui respons subjektif dan objektif keluarga yang dibandingkan dengan kriteria dan standar yang telah ditentukan mengacu pada tujuan pada rencana keperawatan keluarga.
P : Adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
(Suprajitno, 2004, hal: 24 dan 57)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar