Powered By Blogger

Jumat, 23 Juli 2010

askep kanker payudara

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep medis
1. Definisi
Kanker mammae merupakan penyebab kematian terbanyak, dapat terjadi pada wanita pre monopause maupun pasca menopaupse, biasanya pada kelompok umur 35-55 tahun ( Underwood J.C.E, 1999 ).

2. Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker mammae, namun beberapa faktor resiko pada klien diduga berhubungan dengan kejadian kanker mammae yaitu :
a. Umur > 30 tahun
b. Melahirkan anak pertama pada usia >35 tahun
c. Tidak kawin dan nulipara
d. Usia menstruasi <12 tahun
e. Usia menopause >55 tahun
f. Pernah mengalami infeksi, trauma, atau operasi-operasi lemak jinak mammae.
g. Terapi hormonal lama
h. Pernah mengalami radiasi didaerah dada
i. Ada riwayat keluarga dengan kanker mammae pada Ibu, saudara perempuan Ibu, saudara perempuan, adik/ kakek.
j. Kontrasepsi oral pada klien tumor payudara jinak seperti kelainan fibra klasik yang ganas
k. Kelebihan berat badan, lebih dari 1,5 kali dibanding rata-rata berat badan dengan tinggi yang sama meningkatkan resiko kanker mammae. Ada juga kaitan antara kaitan kanker mammae dan makanan yang berlemak tinggi, meski belum jelas bagaimana kaitanya.
l. Minum alkohol dan merokok memiliki resiko lebih tinggi dari pada mereka yang tidak minum alkohol. Merokok tidak dihubungkan secara langsung dengan resiko kanker mammae tetapi berhubungan dengan penyakit lain dari kesehatan secara menyeluruh
m. Ada sedikit peningkatan resiko pada wanita yang mengkonsumsi pil KB. Resiko ini bersifat sementara dan hilang setelah 10 tahun berhenti mengkonsumsi pil KB.

3. Manifestasi klinik
Yang umum dapat dilihat dan dirasakan :
a. Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.
b. Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah.
c. Timbul benjolan kecil dibawah ketiak.
d. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu.
e. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk.
f. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertekan kedalam.

4. Patofisiologi
Penyebab tumor payudara tidak diketahui, tapi payudara merupakan alat seks sekunder yang selalu menerima rangsangan hormonal setiap siklus menstruasi, pada saat hamil dan laktasi, sel-sel yang sensitif terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas. Oleh karena itu dokter setempat sedapat mungkin melakukan pemeriksaan payudara, sehingga keadaan tumor, perubahan warna atau perubahan puting dapat diketahui.
Faktor predisposisi tumor payudara diantaranya bersikap keturunan dan kejadian tumor payudara lebih banyak pada wanita yang memberi asi dengan kelainan pada payudara, melihat perubahan atau dengan perabaan, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan atau pengobatan lebih lanjut.

5. Klasifikasi
Pemeriksaan histologis sel-sel kanker membantu menentukan prognosis dan mengarah pada pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana penyakit berkembang.
a. Karsinoma Duktal menginfiltrasi adalah tipe histelogis yang paling umum, merupakan 75% dari semua jenis kanker mammae. Kanker ini sangat jelas karena keras saat dipalpasi, kanker jenis ini biasanya bermetastasis kendus aksila. Prognosisnya lebih buruk dibanding dengan tipe kanker lainnya.
b. Karsinoma Lobular menginfiltrasi jarang terjadi, merupakan 5-10% kanker mammae Tumor ini biasanya terjadi pada suatu area penebalan yang tidak baik pada payudara bila dibandingkan dengan tipe duktal menginfultrasi. Tipe ini lebih umum multisentris, dengan demikian dapat terjadi penebalan beberapa area pada salah satu atau kedua payudara. Karsinoma duktal menginfiltrasi dan lobular menginfeltrasi mempunyai keterlibatan nodus aksilar yang serupa, meskipun tempat metastasisnya berbeda. Karsinoma duktal biasanya menyebar ketulang, hepar, atau otak, sementara karsinoma lobular biasanya bermetastasis kepermukaan meningeal atau tempat-tempat tidak lazim lainnya.
c. Karsinoma Medular menempati sekitar 6% dari kanker mammae dan tumbuh dalam kapsul didalam duktus. Tipe tumor ini dapat menjadi besar tetapi meluas dengan lambat, sehingga prognosisnya seringkali lebih baik.
d. Kanker Musinus menempati sekitar 3% dari kanker mammae. Penghasil lendir, dan juga tumbuh dengan lambat sehingga kanker ini mempunyai prognosis yang lebih baik dari lainnya.
e. Kanker Duktal-Lobular jarang terjadi, menempati hanya sekitar 2% dari kanker. Karena metastasis aksilaris secara histologis tidak lazim. Maka prognosisnya sangat baik.
f. Karsinoma Inflamatori adalah tipe kanker mammae yang jarang (1% sampai 25) dan menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari kanker mammae lainnya. Tumor setempat ini nyeri tekan dan santa nyeri. Payudara secara abnormal keras dan membesar. Kulit di atas tumor ini merah dan agak hitam, sering terjadi edema dan retraksi puting susu. Gejala-gejala ini dengan cepat berkembang dan memburuk dan biasanya mendorong pasien mencari bantuan medis lebih cepat dibanding pasien wanita lainnya dengan massa kecil pada payudara. Penyakit dapat menyebar dengan cepat pada bagian tubuh lainnya. Preparat kemoterapi beberapa penting dalam pengendalian kemajuan penyakit ini. Radiasi dan pemebedahan biasanya juga digunakan unutk mengontrol penyebaran.
g. Karsinoma Duktal In Situ (DCIS) secara histologis dibagi menjadi dua subtipe mayor: komedo dan nonkomedo. Karena banyaknya pertanyaan tentang, apakah DCIS dapat berkembang menjadi kanker invasif, pengobatan yang paling umum adalah mastektomi dengan angka kesembuhan 98% atau 99%. Namun terapi konservatif payudara (membatasi pembedahan dan terapi radiasi) adalah pilihan yang masuk akal yang mungkin dipertimbangakan untuk lesi setempat.
h. Karsinoma Lobular In Situ (LCIS) ditandai dengan ploriferasi sel-sel didalam lobulus payudara, LCIS biasanya merupakan temuan insidental yang umumnya terletak dalam area multisenter penyakit dan jarang berhubungan dengan kanker invasif. Penyakit ini terjadi lebih sering pada wanita yang berusia lebih muda dan mungkin dianggap pertanda pramalignan (ketimbang malignan) untuk terjadinya kanker payudara.


6. Diagnosa Penunjang
a. Pemeriksaan mammogram
Pemeriksaan dengan menggunakan sinar-x, pemeriksaan ini dilakukan pada usia diatas 35 tahun dan belum pernah mendapatkan sinar-x payudara. Mammogram pada masa pre menapouse kurang bermanfaat karena gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.
b. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG hanya dapat membedakan lesi / tumor selid dan kistik. Pemeriksaan ultrasenogatif (USG) adalah alat yang tepat untuk memutuskan apakah itu ganas atau tidak.
c. Pemeriksaan aspirasi jarum halus (FMAB)
Untuk mengetahui apakah isinya cairan (kista) atau padat, dengan cara menusukkan jarum kedalam benjolan. Setelah mengalami pemeriksaan dengan jarum tetapi hasilnya tidak menunjukkan penyebab benjolan, maka pada kunjungn kedua akan mendapatkan biopsi inti (histopatologis), sebagai alternatif lain, dokter akan menganjurkan agar benjolan tersebut diambil / (ini disebut pemotongan biopsi). Pemeriksaan histopatologis yang dilakukan dengan :
1. Biopsi eksisi dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit jaringan sehat disekitarnya bila tumor < 5 cm.
2. Biopsi ensisi, dengan mengangkat jaringan tumor dan sedikit jaringan sehat, dilakukan untuk tumor-tumor yang ineperabel atau lebih besar dari 5 cm.

7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Batasan stadium yang masih operable / kurabel adalah stadium IIIa sedangkan stadium IIIb dan II tidak lagi mastektomi, melainkan pengobatan poliatif.
Tindakan operatif tergantung pada stadium kanker yaitu :
1) Pada stadium I dan II dilakukan mastektomi radikal / modifikasi mastektomi radikal. Setelah itu pemeriksa KGB, bila ada metastasis dilanjutkan dengan radiasi regional dan kemoterapi ajuan, dapat pula melakukan mestektomi, simpleks yang harus diikuti radiasi ”Tumor Bed” dan daerah KGB ragional.
Alternalis lain pada tumor yang kecil dapat teknik breastconselving therapy, berupa satu paket yang terdiri dari pengangkatan tumor saja ( Tumorektomi ) ditambah siseksi aksila dan radiasi kuratif ( Ukuran tumor > 3 cm )dengan syarat tertentu,. Metode ini dilakukan dengan eksesi biji, reseksi segmental ,reseksi plarsial,kwadian ektomi atau lumpektomi biasa, diikuti dengan diseksi KGB aksila secara total.
2) Pada stadium IIIa lakukan mastektomi radikal, ditambah kemoterapi ajuan atau mastektomi simpleks ditambah radioterapi pada tumor BED dang KGB ragional. Pada stadium lebih lanjut, lakukan tindakan poliatik dengan tujuan :
a) Mempertahankan kualitas hidup klien agar tetap baik/ tinggi dan menganggap bahwa kematian adalah proses yang normal.
b) Tidak mempercepat atau menunda kematian.
c) Menghilangkan rasa nyeri dan keluhan yang lain yang mengganggu
3) Pada stadium IV
a) Klien premonopause dilakukan ooperoktomi bilateral, bila respon positif, berikan amino luterimid atau tamofen bila relaps.
b) Pada klien 1-5 tahun monopause, periksa efek ekstrogen. Efek ekstrogen dapat diperiksa dengan ekstrogen / progesteron reseptor.
b. Penatalaksanaan keperawatan
Penatalaksanaan kanker payudara mencerminkan pemahaman terbaru, mengenai proses penyakit dan telah beruba dari pendekatan bedah klasik halsted menjadi pendekatan pelaksanaan yang sesuai dengan mikrometastasis saat penyakit diagnosis, pendekatan halstek beranggapan bahwa kanker payudara menyebar secara berurutan dan dengan arah tentripugal bahwa tumor tumbuh setempat, menginfiltrasi nodus limfe regional secara langsung dan kemudian menyebar ketempat yang jauh.
Penatalaksanaan bedah kanker payudara yang dikembangkan oleh halsted pada tahun 1893 mencerminkan mastektomi radikal yaitu pengangkatan kedua otot pektoralis mayor dan fektalaris minordan diseksinadus aksilaris secarah menyeluruh. Sayangnya angka marbiditas dan moralitas tidak membaik dengan prosedur ini. Akhir-akhir ini, pengamatan klinis dan biologis menunjukkan bahwa metostasis mungkin sudah terjadi pada beberapa wanita saat diagnosis sehingga kelangsungan hidup tidak dipengaruhi oleh pengobatan lokal. Perubahan dalam pendekatan terhadap penatalaksanaan kanker mammae ini menekankan pentingnya kemoterapi sistematik untuk membantu memperbaiki kelangsungan hidup keseluruhan.
Keputusan mengenai pengobatan lokal baik dengan mastektomi atau bedah untuk menyelamatkan payudara dengan radiasi sangat beragam. Mastektomi masih dilakukan pada kebanyakan kasus. Pasien tidak secara rudin dijelaskan tentang pilihan tindakan bedah untuk menyelamatkan payudara atau dokter mereka. Kepada mereka banyak kasus, pola pembayaran asuransi lebih memiliki mastektomi. Dengan demikian, pasien tidak mempunyai kesempatan untuk meneliti pilihan terbaik terhadap pengobatan lokal.

B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Riwayat kesehatan mencakup suatu pengkajian tentang reaksi pasien terhadap diagnosis dan kemampuannya untuk mengatasi situasi tersebut.Pertanyaan yang berhubungan mencakup yang berikut:
a. Bagaimana pasien berespon terhadap diagnosis?
b. Mekanisme koping apa yang pasien temukan paling membantu?
c. Dukungan psikologis atau emosional apa yang ia gunakan?
d. Apakah ada pasangan, anggota keluarga, atau teman untuk membantunya dalam membuat pilihan pengobatan?
e. Bagian informasi mana yang paling penting yang pasien butuhkan?
f. Apakah pasien mengalami suatu ketidaknyamanan?
Pasien yang sudah mengalami kehilangan saudara akibat kanker mammae mempunyai kesulitan untuk mengatasi kemungkinan diagnosis kanker mammae, karena kenangan akan kehilangan dan kematian dapat timbul selama krisis mereka sendiri.

2. Diagnosa Dan Intervensi Keperawatan
a. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan ukuran payudara hasil yang diperkirakan : sebelum pembedahan, pasien mengekspresikan alasan yang positif dan realistik untuk menjalani pembedahan payudara.
b. Nyeri yang berhubungan dengan prosedur pembedahan pasien diperkirakan: dalam satu jam intervensi, indikator subjektif pasien tentang nyeri menurun, seperti ditunjukkan skala. Indikator objektif, seperti meringis, tidak ada atau menurun. Pasien bebas dari nyeri 5-7 hari setelah pembedahan.
c. Kurang pengetahuan:perawatan sisi insisi dan kebutuhan pemeriksaan payudara sendiri(sarari) setiap bulan.
Hasil yang diperkirakan:sebelum pemulangan, pasien mengungkapkan pengetahuan dan mendemonstrasikan perawatan sisi insisi menyebutkan tanda-tanda infeksi pada sisi insisi. Pasien juga memahami pentingnya sarari setelah insisi sembuh.

3. Implementasi
Tujuan utuma mencakup meningkatkan pengetahuan tentang penyakit dan pengobatannya, menurunkan ketakutan praoperatif dan pascaoperatif, stres emosional, dan ansietas;meredakan nyeri,pemeliharaan integritas kulit;memperbaiki konsep-diri;memperbaiki perawatan-diri;memperbaiki fungsi seksual, dan tidak terdapatnya komplikasi

4. Evaluasi
Hasil yang diharapkan
a. Menunjukkan mempunyai pengetahuan tentang diagnosis dan pilihan pengobatan
1) Mengajukan pernyataan yang relevan tentang diagnosis dan pengobatan yang tersedia.
2) Menyebutkan rasional untuk pembedahan dan pilihan pengobatan lainnya
3) Menguraikan keuntungan dan kerugian dari pilihan pengobatan.
b. Mengungkapkan keinginan untuk mengatasi ansietas yang berhubungan dengan diagnosis dan tampak pembedahan terhadap citra-diri dan fungsi seksual.
c. Melaporkan bahwa nyeri telah menurun.
d. Menunjukkan insisi bedah yang bersih, kering, dan utuh, tanpa tanda-tanda inflamasi
e. Ikut serta secara aktif dalam aktivitas perawatan diri:
1) Melakukan latihan sesuai yang diharuskan
2) Ikut serta dalam aktivitas perawatan diri dalam batasan yang dianjurkan
f. Mendiskusikan isu-isu tentang seksualitas dan melakukan kembali fungsi seksualitas
g. Menunjukkan memiliki pengetahuan tentang rekomendasi dan pantangan pascapemulangan
1) Menguraikan perawatan dan aktivitas tindak lanjut
2) Menunjukkan perawatan insisi dan drain yang tepat
h. Tidak mengalami komplikasi
1) Mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala-gejala komplikasi yang dapat dilaporkan (kemerahan, panas, nyeri, dan odema)
2) Menguraikan efek samping kemoterapi dan strategi atau tindakan untuk mengatasi setiap efek jika terjadi
3) Selalu berhati-hati untuk menghindari luka, memar, infeksi, dan sres pada tangan dan lengan yang sakit
4) Menjelaskan cara yang tepat untuk menghubungi pemberi perawatan dalam kasus terjadinya komplikasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar